Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (3/4/2016) ditutup naik sebesar 3 poin atau 0,08 persen ke level 4.812 setelah bergerak di antara 4.806-4.833. Sebanyak 146 saham naik, 154 saham turun, 101 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 4,9 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 641,65 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT. Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Rabu (4/5/2016).
Pemerintah tengah menyiapkan insentif pajak baru untuk karyawan perusahaan padat karya. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo mengatakan, insentif tersebut berupa Pajak Penghasilan (PPh) final dengan tarif 2,5 persen. Insentif tersebut akan diberikan kepada karyawan perusahaan padat karya yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 5.000 orang. Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) untuk insentif tersebut tengah disusun.
Sebagai informasi, sesuai dengan Pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, tarif pajak PPh perhitungannya dengan menggunakan tarif progresif. Tarif PPh untuk penghasilan sampai dengan Rp 50 juta per tahun sebesar 5 persen, sedangkan untuk penghasilan Rp 50 juta – Rp 250 juta per tahun sebesar 15 persen. Semen-tara itu tarif PPh untuk penghasilan Rp 250 juta – Rp 500 juta sebesar 25 persen. Sementara itu, tarif PPh untuk penghasilan di atas Rp 500 juta sebesar 30 persen. Adapun batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) saat ini sebesar Rp 36 juta per tahun. Usulan kenaikan PTKP untuk Wajib Pajak yang semula Rp 36 juta berubah menjadi Rp 54 juta per tahun disetujui DPR, dan akan berlaku mulai Juni 2016 mendatang, dengan perhitungan berlaku surut mulai dari Januari 2016.
"IHSG hari ini kami prediksi akan bergerak di range 4800 - 4950," kata Kiswoyo.
Indeks Wall Street ditutup turun setelah data ekonomi yang lemah di China dan Eropa menghidupkan kembali ketakutan terhadap pertumbuhan global, sementa-ra itu turunnya harga minyak untuk hari kedua, mendorong pelemahan di saham energi. Harga minyak berakhir turun 2.5 persen karena meningkatnya output dari Timur Tengah memperbaharui kecemasan terhadap kelebihan suplai global. Indeks energi S&P turun 2.2 persen, pimpin penurunan di indeks patokan. Namun, kenaikan harga minyak akhir-akhir ini, yang bersamaan dengan pelemahan dollar, telah membantu indeks S&P 500 rebound dari penurunan tajam pada awal tahun ini. Indeks Dow Jones industrial Averga ditutup turun 140 poin, atau 0.78 persen, menjadi 17,750, Indeks S&P 500 turun 18 poin, atau 0.87 persen, menjadi 2,063 dan Indeks Nasdaq Composite anjlok 54 poin, atau 1.13 persen, menjadi 4,763.
Pasar saham Eropa ditutup turun tajam kemarin, membuat penurunan terburuk dalam tiga hari dalam hampir tiga bulan karena Euro yang menyentuh hampir level tertinggi dalam sembilan bulan terhadap dollar AS. Aksi jual di saham per-bankan juga membebani indeks setelah laporan earnings yang mengcewakan dari sektor tersebut. Indeks saham FTSE 100 Inggris melemah 0.9 sementara itu Indeks CAC 40 Perancis turun 1.6 persen dan Indeks DAX Jerman turun 1.9 persen pada saat penutupan. "Penurunan tajam di sektor perbankan juga membebani indeks IBEX Spanyol dan FTSE MIB Italia, yang keduanya ditutup turun lebih dari 2 persen," tutup Kiswoyo.