Tunggu Pengumuman Inflasi, IHSG dan Rupiah Melemah Tipis

Esti Utami Suara.Com
Senin, 02 Mei 2016 | 11:26 WIB
Tunggu Pengumuman Inflasi, IHSG dan Rupiah Melemah Tipis
Ilustrasi IHSG (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (2/5/2016) pagi melemah tiga poin menjadi Rp13.183 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.180 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak dalam kisaran stabil terhadap dolar AS menyusul akan dirilisnya angka inflasi periode April 2016 yang berpeluang menambah optimisme di pasar keuangan Indonesia," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Ia memproyeksikan bahwa angka inflasi periode April 2016 akan berada di bawah level 4 persen secara tahunan. Di sisi lain, investor juga sedang menunggu angka pertumbuhan kuartal I 2016 yang diperkirakan cukup baik di kisaran 5 persen.

"Nilai tukar rupiah perlahan akan kembali mendapatkan momentum penguatannya. Titik terang dari negosiasi UU tax amnesty juga dapat menjadi tambahan sentimen positif bagi laju rupiah ke depannya. Dengan itu ruang penguatan rupiah juga tersedia paling tidak dalam jangka pendek," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa paket kebijakan ekonomi XII yang telah dikeluarkan pemerintah cukup mampu menjaga rupiah untuk bergerak stabil di tengah sentimen negatif eksternal menyusul revisi pertumbuhan ekonomi oleh lembaga dana moneter internasional (IMF).

"Paket kebijakan itu diharapkan dapat meningkatnya aktivitas usaha di dalam negeri sehingga mendorong ekonomi domestik terus tumbuh serta menarik minat investor asing untuk masuk ke Indonesia," katanya.

sementara IHSG BEI dibuka melemah sebesar 9,62 poin atau 0,20 persen ke posisi 4.828,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,16 poin (0,23 persen) menjadi 830,84.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Senin mengatakan, IMF yang merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2016 menjadi 3,2 persen dan 2017 sebesar 3,5 persen dari sebelumnya masing-masing 3,4 persen dan 3,6 persen menjadi salah satu faktor yang menekan bursa saham eksternal termasuk IHSG.

Kemarin (Kamis, 28/4), pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi XII yang antara lain berisi pemangkasan sejumlah izin, prosedur, waktu dan biaya yang ditujukan untuk menaikkan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI