Suara.com - Kunjungan kerja Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ke Provinsi Guangdong Cina, kemarin (27/4/2016) kembali berbuah minat investasi. Dalam pertemuan yang didampingi oleh Konjen RI di Guangzhou tersebut, Kepala BKPM bertemu dengan investor Cina yang siap menanamkan modalnya di industri bahan baku makanan dari Sagu dan menyerap 1.500 tenaga kerja Indonesia.
Franky mengemukakan bahwa perusahaan yang berminat di bidang usaha industri bahan makanan dari sagu tersebut melihat papua barat memiliki bahan baku sagu yang cukup banyak. “Industri ini memerlukan lahan seluas 20 hektar dan dapat menyerap 1.500 tenaga kerja lokal,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Kamis (28/4/2016).
Menurut Franky, selain mengolah Sagu untuk bahan baku makanan, perusahaan juga akan memanfaatkan sisa sagu hasil proses produksi (sampah sagu) untuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah (biomass) yang akan digunakan untuk membangkitkan listrik yang dibutuhkan oleh perusahaan. “Rencana investasi perusahaan sebesar 132,4 juta Dolar Amerika Serikat (AS). Perusahaan meminta bantuan BKPM untuk dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan seperti lokasi yang tepat, seberapa besar kapasitas sagu produksi masyarakat Papua Barat, dan kondisi infrastruktur,” jelasnya.
Lebih lanjut Franky menyampaikan bahwa perusahaan akan memanfaatkan bahan baku sagu dari masyarakat, dan bila kurang perusahaan akan membangun kebun sagu sendiri dan memerlukan lahan yang cukup luas. “Pemerintah siap mendukung rencana investasi ini dan akan menyiapkan data-data yang diperlukan oleh perusahaan,” paparnya.
Pria yang juga pengusaha nasional ini menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka terhadap masuknya investasi asing. “Sekarang adalah momentum yang tepat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia,” lanjutnya.
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Guangdong, Kepala BKPM juga bertemu dengan Chairman of Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC) dan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT). Pertemuan dengan CPPCC dan CCPIT bertujuan membangun kerjasama ekonomi dan investasi mengingat Provinsi Guangdong memiliki potensi outward investment yang sangat besar.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM, investasi dari Cina yang pada kuartal pertama tahun 2016 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai 464,6 juta DolarAS, menempatkan Republik Rakyat Cina (RRC) sebagai investor terbesar ke-4 di Indonesia. Cina merupakan salah satu sumber investasi asing terbesar di Indonesia, meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Tercatat 2,1 miliar Dolar AS investasi terealisasi sejak tahun 2010, tumbuh rata-rata 61 persen per tahun.