Suara.com - Pemerintah Kota Tangerang mendorong pemerintah pusat untuk segera melakukan percepatan pembangunan Tol Kunciran - Bandara yang sampai saat ini belum mengalami kemajuan yang berarti.
"Kami mengharapkan pemerintah pusat segera melakukan percepatan pembangunan proyek tol Kunciran-Bandara. Informasinya pemerintah pusat kekurangan dana untuk melanjutkan pembangunan proyek tol tersebut," kata Wali kota Arief R. Wismansyah saat berkunjung ke Kantor Badan Pertanahan (BPN) Kota Tangerang, Kamis (28/4/2016).
Wali kota meminta keseriusan pemerintah pusat terkait kelanjutan proyek tersebut. Karena keberadaan Tol Kunciran-Bandara sangat penting dalam mengurai kemacetan di Bandara dan Jakarta.
"Maka itu, proyek ini seharusnya juga menjadi prioritas pemerintah selain pembangunan jalan Kereta Api Bandara," ujarnya.
Kepala BPN Kota Tangerang Himsar menuturkan, pihaknya telah diberikan amanat oleh pemerintah pusat untuk membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan proyek Kunciran-Bandara khususnya dalam mendata dan menginventarisi lahan yang harus dibebaskan sebagai dampak dari pembangunan tol tersebut.
"Bahwa sampai saat ini kami belum mendapatkan kepastian terutama terkait pembayaran dari Kementrian PU. Kami sudah kirim surat kesana juga untuk menanyakan kepastiannya," katanya.
Sedangkan untuk proyek pembangunan Jalur Kereta Api Bandara, dikatakannya, proses pembebasannya sudah mencapai 54 persen sisanya tinggal menunggu proses pembayaran sambil menunggu hasil verifkasi. Termasuk menunggu putusan MA terkait yang melakukan gugatan.
Poryek ini ditangani oleh PT Marga Trans Nusantara (MTN) selaku pemegang konsesi proyek. Jalan Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran sepanjang 15,2 km ini merupakan bagian dari jaringan JORR 2 yang akan menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta hingga Cibitung. Jaringan jalan tol ini berfungsi memecah lalu lintas yang saat ini menumpuk di dalam kota Jakarta, maupun di JORR. Jalan tol ini juga akan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Jalan Tol Kunciran-Serpong (dalam proses pembebasan lahan), serta Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo. (Antara)