Pasar Siaga Hadapi Rapat Bank Sentral

Siswanto Suara.Com
Rabu, 27 April 2016 | 18:38 WIB
Pasar Siaga Hadapi Rapat Bank Sentral
Ilustrasi dolar AS. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Research Analyst Forextime Lukman Otunuga mengatakan pasar saham secara konsisten melemah pada perdagangan pekan lalu setelah peningkatan harga minyak terlihat mendekati titik jenuh dan ketidakpastian ekonomi global terus membebani sentimen pasar. Pasar Eropa tertekan karena trader mempertimbangkan komentar dari Mario Draghi tentang kebijakan stimulus lebih lanjut dari ECB.

Kekhawatiran ini, katanya, menular ke Amerika di sesi hari Jumat. Walaupun pasar Asia terangkat oleh ekspektasi yang semakin besar bahwa BoJ mungkin akan meluncurkan langkah stimulus lagi pada rapat BoJ mendatang, kegelisahan seputar penurunan harga minyak dan ketidakpastian ekonomi dapat memperkuat Yen dan memukul pasar Asia.

Saham global, katanya, mungkin akan bergerak pekan ini mengingat sejumlah bank sentral utama akan menggelar rapat untuk menentukan langkah besar berikutnya untuk mencapai stabilitas nasional dan mengatasi masalah ekonomi global. Fed diperkirakan tidak akan mengambil tindakan di bulan April. Perhatian sepertinya akan terpusat pada Bank of Japan yang selalu mengejutkan pasar finansial dengan kebijakan moneter agresif yang tak biasa.

Lukman menambahkan investor harus menyadari bahwa penurunan harga minyak, ketidakpastian keadaan ekonomi global, dan kewaspadaan bank sentral berkontribusi pada melemahnya pasar saham. Mengingat faktor-faktor tersebut tidak berubah dan bahkan semakin memburuk, pasar saham dapat semakin melemah. Peningkatan harga dapat dilihat sebagai relief rally semata menuju penurunan lebih lanjut.

Yen Melemah

Bank of Japan mengguncang pasar finansial pada perdagangan hari Jumat. Yen merosot tajam dengan adanya spekulasi bahwa bank sentral ini dapat menetapkan suku bunga negatif guna meningkatkan permohonan kredit. Walaupun ide mendapatkan bayaran dengan meminjam uang terdengar menyenangkan, langkah berbahaya ini menjadi sinyal bahwa keefektifan kebijakan moneter semakin berkurang dan keputusasaan mulai terasa karena bank sentral hampir kehabisan amunisi. Jepang berada dalam situasi sulit.

Kekhawatiran resesi teknikal terus meningkat, sedangkan negara ini sedang berusaha mengatasi tekanan deflasi dari Yen yang terus terapresiasi. Ekspektasi bahwa bank sentral Jepang akan mengeluarkan kebijakan moneter lebih lanjut di rapat mendatang semakin meningkat. Namun demikian, tindakan jangka pendek ini mungkin hanya akan membantu Yen bulls untuk kembali mendominasi, kata Lukman.

Poundsterling Menguat

GBP menguat pekan lalu karena kampanye Brexit sangat menurun dan komentar Obama yang tak mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa membangun optimisme bahwa voter akan memilih untuk menolak keluar dari Uni Eropa. Apresiasi GBP masuk akal, namun pergerakan ini terasa berlebihan dan GBP mungkin akan kembali melemah setelah euforia mulai menipis. Ketidakpastian seputar Brexit tetap menghantui ketertarikan investor terhadap GBP.

Data ekonomi Inggris yang konsisten lemah tidak memberi insentif bagi Bank of England untuk meningkatkan suku bunga Inggris dalam waktu dekat. Sentimen terhadap GBP tetap agak bearish. Walaupun GBPUSD secara teknikal harus ditutup di atas 1.4500 agar pembeli tertarik untuk semakin memperkuat pasangan ini, investor bearish dapat memanfaatkan dinding resistance ini untuk kembali menuju 1.4200.

Harga Minyak Melemah Karena Masalah Output

REKOMENDASI

TERKINI