Suara.com - Pasar saham secara konsisten melemah pada perdagangan pekan lalu setelah peningkatan harga minyak terlihat mendekati titik jenuh dan ketidakpastian ekonomi global terus membebani sentimen pasar.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM mengatakan bahwa pasar Eropa tertekan, karena trader mempertimbangkan komentar dari Mario Draghi tentang kebijakan stimulus lebih lanjut dari ECB.
Kekhawatiran ini menular ke Amerika di sesi hari Jumat. Walaupun pasar Asia terangkat oleh ekspektasi yang semakin besar bahwa BoJ mungkin akan meluncurkan langkah stimulus lagi pada rapat BoJ mendatang, kegelisahan seputar penurunan harga minyak dan ketidakpastian ekonomi dapat memperkuat Yen dan memukul pasar Asia.
Saham global, lanjut dia, mungkin akan bergerak pekan ini mengingat sejumlah bank sentral utama akan menggelar rapat untuk menentukan langkah besar berikutnya demi mencapai stabilitas nasional dan mengatasi masalah ekonomi global.
"Fed diperkirakan tidak akan mengambil tindakan di bulan April. Perhatian sepertinya akan terpusat pada Bank of Japan yang selalu mengejutkan pasar finansial dengan kebijakan moneter agresif yang tak biasa," terang Lukman dalam siaran pers yang diterima suara.com, Rabu (27/4/2016)
Ia mengatakan investor harus menyadari bahwa penurunan harga minyak, ketidakpastian keadaan ekonomi global, dan kewaspadaan bank sentral berkontribusi pada melemahnya pasar saham. "Mengingat faktor-faktor tersebut tidak berubah dan bahkan semakin memburuk, pasar saham dapat semakin melemah. Peningkatan harga dapat dilihat sebagai relief rally semata menuju penurunan lebih lanjut," jelas Lukman.
Yen Melemah
Bank of Japan mengguncang pasar finansial pada perdagangan hari Jumat. Yen merosot tajam dengan adanya spekulasi bahwa bank sentral ini dapat menetapkan suku bunga negatif guna meningkatkan permohonan kredit.
Walaupun ide mendapatkan bayaran dengan meminjam uang terdengar menyenangkan, langkah berbahaya ini menjadi sinyal bahwa keefektifan kebijakan moneter semakin berkurang dan keputusasaan mulai terasa karena bank sentral hampir kehabisan amunisi.
Jepang berada dalam situasi sulit. Kekhawatiran resesi teknikal terus meningkat, sedangkan negara ini sedang berusaha mengatasi tekanan deflasi dari Yen yang terus terapresiasi.
Ekspektasi bahwa bank sentral Jepang akan mengeluarkan kebijakan moneter lebih lanjut di rapat mendatang semakin meningkat. Namun demikian, tindakan jangka pendek ini mungkin hanya akan membantu Yen bulls untuk kembali mendominasi.
Pound sterling Menguat
GBP menguat pekan lalu karena kampanye Brexit sangat menurun dan komentar Obama yang tak mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa membangun optimisme bahwa voter akan memilih untuk menolak keluar dari Uni Eropa. Apresiasi GBP masuk akal, namun pergerakan ini terasa berlebihan dan GBP mungkin akan kembali melemah setelah euforia mulai menipis.
Ketidakpastian seputar Brexit tetap menghantui ketertarikan investor terhadap GBP. Data ekonomi Inggris yang konsisten lemah tidak memberi insentif bagi Bank of England untuk meningkatkan suku bunga Inggris dalam waktu dekat.
Sentimen terhadap GBP tetap agak bearish. Walaupun GBPUSD secara teknikal harus ditutup di atas 1.4500 agar pembeli tertarik untuk semakin memperkuat pasangan ini, investor bearish dapat memanfaatkan dinding resistance ini untuk kembali menuju 1.4200.
Harga Minyak Melemah Karena Masalah Output
Gejolak harga Minyak Mentah WTI masih berlanjut. Harga minyak berkisar di $43.50 setelah muncul berita tentang kemungkinan ekspansi lapangan minyak Arab Saudi yang dapat meningkatkan produksi dan memperburuk situasi di pasar yang sudah mengalami oversuplai besar-besaran.
Sepertinya peningkatan harga minyak jangka pendek karena pemogokan di Kuwait telah berakhir. Kegelisahan tentang ketidakmampuan OPEC untuk bekerja sama mengatur produksi dapat membuat harga semakin merosot menuju $40.
Dari sudut pandang teknikal, walaupun peningkatan harga pekan lalu cukup mengesankan, komoditas ini gagal ditutup di atas level yang dianggap sebagai level teknikal kritis yaitu $44 dan dapat mengalami aksi profit taking.
Sorotan Mata Uang - EURUSD
EUR bears muncul dengan dramatis pada perdagangan pekan lalu. EURUSD merosot di bawah 1.1250 karena ketidakpastian apakah ECB akan meluncurkan stimulus lebih lanjut di masa mendatang.
Pasangan mata uang ini mendadak bearish pada rentang waktu harian dan bears dapat terus mengendalikan selama harga berada di bawah 1.1250.
Ada kemungkinan level support sebelumnya 1.1250 dapat berubah menjadi level resistance dinamis yang mendorong penurunan lebih lanjut menuju 1.1150. Dari sudut pandang teknikal, harga berada di bawah 20 SMA harian namun MACD masih melintas ke bawah. Pergerakan bullish di atas 1.1350 menyiratkan bears melemah dan mematahkan situasi bearish harian ini.
Pasar Siaga Hadapi Sejumlah Rapat Bank Sentral
Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 27 April 2016 | 09:48 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Etika Bisnis Perusahaan Indonesia: Kunci Menarik Investasi Asing di Era Keberlanjutan
14 Desember 2024 | 09:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 22:08 WIB
Bisnis | 22:03 WIB
Bisnis | 22:03 WIB
Bisnis | 22:03 WIB
Bisnis | 19:05 WIB
Bisnis | 18:24 WIB