EBT Sulit Berjalan Karena SDM Masih Lulusan SD

Kamis, 21 April 2016 | 12:48 WIB
EBT Sulit Berjalan Karena SDM Masih Lulusan SD
Salah satu mobil bertenaga surya karya anak bangsa di Poltek Kediri. (Antara/Prasetia Fauzani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat ini pemerintah tengah gencar untuk mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Lantaran cadangan energi fosil yang kian menipis.

Namun, menurut Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), Tri Mumpuni, meski pemerintah gencar menyuarakan untuk mengembakan EBT di Indonesia akan suit untuk direaliasasikan. Pasalnya, Indonesia belum memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni untuk menjadi operator EBT.

"Rata-rata kan ini pengembangannya di daerah terpencil. Nyari sarjana aja di daerah terpencil aja udah syukur. Ditambah lagi, operator mikro hidro lulusan S3 alias 3SD. Akan kesulitan kalau ini tidak diperbaiki," kata Tri saat ditemui dalam diskusi Seminar Penggunaan Energi Baru Terbarukan di Graha PPI, Jakarta, Kami (21/4/2016).

Tri mengatakan, Indonesia sudah kalah dengan Malaysia yang memiliki dana sebesar 20 juta dolar AS per tahun untuk mengembangkan EBT seperti tenaga surya atau solar cell. Tak heran jika Malaysia sudah mampu mengembangkan EBT.

"Mereka sudah menyediakan dana khusus untuk pelatihan para pekerjanya nanti. Kalau di Indonesia nggak ada, makanya pada mangkrak itu kayak solar cell, karena kan alatnya impor dan terlalu canggih karena nggak ada pelatihannya makanya mangkrak," katanya.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk menyelesesaikan permasalahan ini dan ia kuga meminta kepada anak muda di Indonesia juga harus mau turun tangan memberikan pelatihan dan imlunya kepada masyarakat yang ada di daerah terpencil agar EBT ini dapat berjalan dengan baik.

"Siapapun yang datang ke ESDM, saya minta untuk bisa me-localized teknologi. Minimal 50 persen dulu. Jadi bisa berjalan efektif," kata Tri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI