Suara.com - Presiden Direktur PT. Total Bangun Persada Tbk Janti Komadjaja menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang melambat di Indonesia dalam setahun terakhir tidak mempengaruhi bisnis konstruksi yang jadi core bisnis Total Bangun. “Sampai sejauh ini, tidak berdampak besar pada kami,” kata Janti saat diwawancarai Suara.com, Kamis (14/4/2016).
Permintaan order pembanguann gedung perkantoran, apartemen hingga kondominium tetap tumbuh di Total Bangun Persada. “Termasuk yang terakhir peresmian kerjasama dengan PT. Lippo Karawaci Tbk agar kami membangun kondominium Hilcrest House dan Fairview House, dua tower yang merupakan tahap pertama dari megaproyek The Global Smart City-Millenium Village (MV) milik mereka,” ujar Janti.
Janti menambahkan, selain megaproyek dengan Lippo Group, masih ada 10 atau 12 proyek besar lagi yang akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama sampai akhir tahun ini. Proyek tersebut bervariasi mulai dari ukuran yang skala besar hingga kecil.
Emiten berkode TOTL ini sendiri menargetkan pertumbuhan pendapatan usaha tahun ini bisa 15 persen disbanding akhir tahun 2015. Target tersebut sedikit lebih tinggi disbanding realisasi perolehan pendapatan tahun 2015 dibanding 2014. “Kami optimis akan bisa tercapai tahun ini,” jelas Janti.
Mengenai banyaknya proyek infrastruktur publik seperti jalan tol, bandara, stasiun, pelabuhan dan lain-lain, Janti mengakui TOTL masih belum terpikir untuk memasuki wilayah itu meskipun pemerintah membuka pintu lebar bagi keterlibatan dunia usaha swasta. “Karena itu bukan spesialisasi kami,” tutup Janti.
Mengacu laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir 2015, pendapatan usaha PT. Total Bangun Persada Tbk mencapai Rp2,26 triliun. Jumlah tersebut tumbuh hanya 7,61 persen dibanding akhir 2014 yang mencapai Rp2,10 triliun.
Adapun perolehan laba bersih TOTL di akhir tahun 2015 mencapai Rp191,29 miliar. Jumlah ini tumbuh 15,65 persen dibanding akhir 2014 yang mencapi Rp165,40 miliar.