Neraca Perdagangan RI Maret 2016 Surplus 497 Juta Dolar AS

Jum'at, 15 April 2016 | 11:50 WIB
Neraca Perdagangan RI Maret 2016 Surplus 497 Juta Dolar AS
Pemaparan Kepala BPS, Suryamin (baju putih), di kantornya di Jakarta, Kamis (15/10/2015). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2016 mengalami surplus 497 juta dolar AS. Secara akumulasi, yaitu Januari- Maret 2016 juga surplus sebesar 1,65 miliar dolar AS.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, pencapaian tersebut berasal dari kinerja ekspor  11,79 miliar dolar AS, lebih tinggi dibanding nilai impor sebesar 11,30 miliar dolar AS di periode bulan ketiga ini.

"Surplus bulanan memang agak menurun, tapi masih bisa bertahan dengan surplus pada setiap bulannya," kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (15/4/2016).

Jika merinci data dari BPS, kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2016 mencapai 11,79 miliar dolar AS atau naik 4,25 persen dibanding periode bulan sebelumnya. Sedangkan dibanding Maret 2015 yang sebesar 13,63 miliar dolar AS, kinerja ekspor masih lesu dengan pertumbuhan negatif 13,51 persen.

Total ekspor sepanjang Januari-Maret ini senilai 33,59 miliar dilar AS atau turun 14 persen. Sementara realisasi ekspor non migas di bulan ketiga susut 9,64 persen menjadi 30,14 miliar dolar AS.

Sementara impor Maret 2016 sebesar  11,30 miliar dolar AS  atau naik 11,01 persen dibanding Februari 2016. Sedangkan dibanding Maret 2015 yang sebesar 12,61 miliar dolar AS atau turun 10,41 persen.

Total impor pada tiga bulan pertama ini senilai  31,94 miliar dolar AS atau anjlok 13,05 persen. Sementara realisasi ekspor non migasnya turun 8,37 persen menjadi 28,06 miliardolar AS.

Selama Maret 2016, untuk nilai impor terbesar berasal dari impor mesin dan peralatan mekanik sebesar  5,10 miliar dilar AS dan mesin dan peralatan listrik 3,54 miliar dolar AS. 

Untuk pangsa pasar impor terbesar berasal dari Tiongkok 7,13 miliar dolar AS , Jepang 3,01 miliar dolar AS. Thailand 2,38 miliar dolar AS, ASEAN 6,39 miliar dolar AS dan Uni Eropa 2,72 miliar dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI