Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus mendorong BUMN untuk melakukan privatisasi melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau "initial public offering" (IPO) dalam rangka memperkuat modal.
"Privatisasi itu tujuannya selain efisiensi industri juga untuk memperkuat pasar modal domestik sehingga turut berperan serta menjaga perekonomian nasional," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Ia mengatakan bahwa skema privatisasi melalui IPO juga membuka kesempatan ke masyarakat untuk memiliki saham BUMN. Perseroan dapat diperhatikan oleh masyarakat dan komunitas keuangan sehingga dapat memperbaiki citra perseroan.
Selain itu, ia menambahkan, privatisasi BUMN melalui IPO juga dapat menjaga industri pasar modal Indonesia menjadi lebih baik karena banyak investor yang tertarik untuk menyerap sahamnya.
"Jadi, jangan menunggu pelaksanaan IPO ketika keadaan pasar modal domestik sedang bagus. Justru karena BUMN melakukan IPO maka pasar modal menjadi bagus. Karakter pemikirannya harus seperti itu," ucap Tito.
Ia mengharapkan bahwa skema IPO dapat dijadikan pertimbangan dibandingkan melakukan Penyertaan Modal Negara (PMN). "Pakai dana dari masyarakat juga banyak kok, kenapa pakai PMN," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan bahwa sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) merencanakan untuk melakukan IPO dalam rangka memperkuat permodalan untuk menyalurkan kredit ke masyarakat lebih luas.
"Salah satunya BPD Sumsel Belitung yang menyatakan minatnya. Namun, kami belum tahu keputusan akhirnya seperti apa karena mereka sedang melakukan kajian secara internal," katanya.
Selain sektor perbankan, lanjut Samsul Hidayat, anak usaha BUMN konstruksi juga turut merencanakan IPO, yakni PT Waskita Beton Precast.
Sebagaimana diketahui, sampai saat ini ada 20 BUMN yang telah melakukan IPO dan masuk BEI. Antara lain :
- PT Indofarma Tbk (INAF), masuk bursa 17 April 2001
- PT Kimia Farma Tbk (KAEF), masuk bursa 4 Juli 2001
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), masuk bursa 15 Desember 2003
- PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), masuk bursa 10 November 2010
- PT Adhi Karya Tbk (ADHI), masuk bursa 18 Maret 2004
- PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), masuk bursa 9 Februari 2010
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), masuk bursa 29 Oktober 2007
- PT Waskita Karya Tbk (WSKT), masuk bursa 19 Desemeber 2012
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), masuk bursa 25 November 1996
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), masuk bursa 10 November 2003
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), masuk bursa 17 Desember 2009
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), masuk bursa 14 Juli 2003
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), masuk bursa 27 November 1997
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA), masuk bursa 23 Desember 2002
- PT Timah Tbk (TINS), masuk bursa 19 Oktober 1995
- PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), masuk bursa 28 Juni 2013
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), masuk bursa 8 Juli 1991
- PT Jasa Marga Tbk (JSMR), masuk bursa 12 November 2007
- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), masuk bursa 11 Februari 2011
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), masuk bursa 14 November 1995. (Antara)