Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan holding BUMN Energi ditargetkan akan mulai selesai sebelum memasuki Hari Raya Idul Fitri 2016. Pasalnya, saat ini pihaknya hanya tinggal menunggu Peraturan Pemerintah (PP) dari Kementerian Keuangan.
"Saat ini kajian sudah selesai dan proses sudah jalan semua. Terkait ini, saya juga sudah berbicara dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan PP-nya akan diajukan ke Presiden Joko Widodo. Jadi saya harap sebelum lebaran ini semua sudah selesai," kata Rini saat ditemui di kantor Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2016).
Ia mengatakan, setelah berdiskusi panjang, pihaknya memutuskan menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai pemimpin atau dalam holding BUMN tersebut. Nantinya, BUMN lain seperti PT PGN akan menjadi anak usaha dari Pertamina.
"Kemarin saya juga sudah bicara dengan Pak Menkeu soal penunjukkan PT Pertamina sebagai lead. Kalau soal nama, belum ditentukkan masih pakai nama holdingnya aja," kata Rini.
Ia menjelaskan, penunjukkan Pertamina lantaran perusahaan plat merah ini 100 persennya dimiliki oleh negara. Selain tiu, ia mengatakan, pihaknya berencana juga akan menggabungkan perusahaan BUMN lainnya dalam sebuah Holding misalnya dibidang jalan tol, pertambangan dan keuangan.
"Rencananya nanti akan dibentuk. Tapi kita selesaikan yang ini dulu (BUMN energi). Pokoknya kita berusaha sebelum lebaran sudah selesai semua urusannya," kata Rini.
Adapun BUMN lain seperti PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan menjadi anak usaha Pertamina. Kendati demikian, belum ada kesepakatan terkait nama holding yang dipakai.
Sebagaimana diketahui, rencana pembentukan holding BUMN didorong penuh oleh Presiden Joko Widodo. Selain BUMN Energi, pemerintah juga akan membentuk holding BUMN sektor pertambangan, jalan tol, perumahan, perbankan dan konstruksi. Pembentukan holding dinilai memberikan banyak manfaat. Salah satunya, bagi peningkatan akses permodalan. Selain itu, pembentukan holding juga untuk mendorong BUMN profesional dalam jalankan bisnisnya