Kontribusi Pembayaran Elektronik Pada PDB RI 2,17 Milar Dolar AS

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 12 April 2016 | 13:23 WIB
Kontribusi Pembayaran Elektronik Pada PDB RI 2,17 Milar Dolar AS
Kartu kredit BCA berlogo VISA. [bca.co.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil studi Moody Analytics untuk Visa “The Impact of Electronic Payments on Economic Growth” yang menganalisa dampak pembayaran elektronik terhadap pertumbuhan ekonomi di 70 negara antara tahun 2011 sampai dengan 2015 menemukan bahwa peningkatan penggunaan produk pembayaran elektronik, seperti kartu kredit, kartu debit dan kartu prabayar telah menciptakan lapangan pekerjaan baru rata-rata setara dengan 62.960 pekerjaan setiap tahunnya dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 2,17 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).

Secara global, peningkatan pembayaran elektronik telah menciptakan lapangan pekerjaan baru rata-rata setara dengan 2,6 juta pekerjaan per tahun dan menambahkan PDB sebesar US$298 milyar.

Studi ini juga menemukan bahwa elektronifikasi pembayaran memberikan manfaat kepada pemerintah dengan menciptakan iklim usaha yang lebih stabil dan terbuka. Selain itu pembayaran elektronik juga membantu meminimalkan apa yang sering disebut sebagai grey economy – atau kegiatan ekonomi berbasis uang tunai yang tidak dilaporkan.

Pembayaran elektronik dinilai telah berhasil mendorong peningkatan potensi penerimaan pajak yang bagi pemerintah.  Selain itu pembayaran elektronik juga menekan biaya pengelolaan uang, dan memberikan jaminan pembayaran untuk pedagang serta mendorong inklusi keuangan.

Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia mengatakan bahwa hasil studi ini membuktikan bahwa pembayaran elektronik telah memberikan banyak manfaat bagi Indonesia maupun negara lainnya. "Studi ini juga menekankan pentingnya kebijakan publik yang tepat untuk menciptakan system pembayaran terbuka dan kompetitif agar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja,” kata Ellyana dalam keterangan resmi, Selasa (12/4/2016) 

Sekalipun hasil studi ini cukup menggembirakan, namun  data World Bank  mengungkapkan bahwa hanya 36 persen penduduk Indonesia memiliki rekening bank di lembaga keuangan formal. Apabila Visa dapat mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia mengakses pembayaran secara elektronik, maka bisa dibayangkan bagaimana manfaatnya bagi perekonomian di Indonesia. "Visa akan terus mendukung gerakan Nasional Non-Tunai Bank Indonesia dan bekerja sama dengan bisnis lokal, pemerintah dan pemangku kepentingan di industri untuk melanjutkan dan memperluas penggunaan pembayaran elektronik di Indonesia," ujar Ellyana.

Visa adalah perusahaan teknologi pembayaran global yang menghubungkan konsumen, bisnis, bank dan pemerintahan di lebih dari 200 negara dan teritori, untuk menyediakan pembayaran elektronik yang cepat, aman dan tepercaya.  Saat ini Visa mengoperasikan salah satu jaringan pemrosesan data tercanggih di dunia, VisaNet yang mampu menangani lebih dari 65,000 pesan transaksi per detik dengan perlindungan dari penipuan bagi konsumen dan pembayaran terjamin untuk merchant.

Visa bukan bank dan Visa tidak menerbitkan kartu, menaikkan batas kredit atau menetapkan harga dan biaya bagi konsumen. Walaupun demikian, inovasi Visa memungkinkan bank-bank rekanannya untuk menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen: membayar saat ini juga dengan kartu debit, membayar di muka dengan kartu prabayar, atau membayar di kemudian hari dengan produk kartu kredit. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI