Suara.com - Pengajuan kredit, nyatanya tidak semudah membalikan telapak tangan. Bahkan bagi beberapa orang yang sudah pernah menggunakan jasa peminjaman modal atau uang dengan sistem kredit, terkadang masih saja gagal dalam proses pengajuan kredit. Hal ini biasanya disebabkan oleh data diri anda yang sudah masuk ke dalam data blacklist pada suatu bank.
Percaya tidak percaya, apabila nama anda sudah di-blacklist oleh salah satu bank, data tersebut akan tersebar ke Bank lainnya. Hal tukar menukar data dari satu bank ke bank lainnya sudah menjadi hal yang lumrah terjadi. Oleh karena itu, riwayat perkreditan anda sangat lah berguna untuk pengajuan kredit di hari ke depannya.
Biasanya, setiap bank menggunakan jasa dari bank Indonesia yang biasa juga disebut dengan nama BI checking. BI checking ini memperlihatkan semua data nasabah dari setiap bank, berikut juga data dari para pengajuan kredit.
Dengan begitu, data pembayaran cicilan anda pun dapat terdeteksi dari sistem BI checking tersebut. Dengan mudahnya setiap bank bisa mengakses sistem tersebut dan mengecek tentang riwayat perkreditan Anda demi mendapatkan info apakah calon konsumen mereka layak diberi kredit atau tidak dipercaya dan tidak layak diberi kredit.
Hal tersebut biasanya disebut dengan nama kolektibilitas, di mana terdapat berbagai macam jenis kredit yang nantinya akan diberikan kepada setiap nasabah dan juga setiap konsumen. Dalam artikel ini, saya akan sedikit membagikan informasi tentang kolektibilitas tersebut.
1. Kredit Lancar
Dalam hal ini, kredit lancar diberikan apabila nasabah berhasil membayar cicilan setiap bulannya dan juga bunga setiap bulannya. Dengan mendapatkan gelar kredit lancar, Anda sudah memiliki data riwayat perkreditan dengan baik, dan data ini bisa menjadi modal awal Anda di saat mengajukan kredit di lain waktu.
2. Kredit dalam Perhatian Khusus (DPK)
Kredit dalam Perhatian Khusus diberikan pada nasabah yang kurang lebih sekitar 2 bulan tidak bisa membayar dengan lancar atau menunggak. Hal ini biasanya terjadi di bulan-bulan pertengahan di mana nasabah mulai memiliki kesulitan dan juga mulai kewalahan dalam membayar cicilan kredit setiap bulannya.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Anda mengajukan kredit, pikirkan dengan matang-matang tentang pembayaran cicilan kredit setiap bulannya. Karena dengan mendapatkan data sebagai kredit dalam perhatian khusus, hal ini bisa menjadi salah satu kendala di saat Anda ingin mengajukan kredit kemudian hari. Data ini pun tentu saja bisa terlihat oleh setiap bank melalui bank Indonesia checking.
3. Kredit Tidak Lancar
Dalam hal ini, biasanya nasabah tidak bisa membayar cicilan kredit perbulannya dalam jangka waktu 3 sampai 6 bulan lamanya. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap terlambatnya pembayaran cicilan, nasabah akan dikenakan bunga. Namun apabila nasabah tersebut tidak membayar cicilan dan juga bunga selama lebih dari 3 bulan, akan dilakukan pendekatan lebih lanjut oleh pihak bank.
Namun para nasabah yang termasuk dalam kategori ini biasanya adalah nasabah yang tidak merespon dengan baik pendekatan yang dilakukan oleh pihak pemberi dana atau bank. Hal ini bisa menjadi sangat berbahaya karena Anda akan sangat kesulitan dalam mengajukan kredit di kemudian hari. Padahal, nyatanya kredit sendiri kini sudah menjadi sebuah kebutuhan, terlebih lagi untuk orang-orang dengan penghasilan menengah ke bawah.
4. Kredit Diragukan
Hampir sama dengan nasabah yang termasuk dalam kategori kredit tak lancar, nasabah pada kategori kredit diragukan ini mengalami kemacetan pembayaran hingga saatnya jatuh tempo. Setelah itu, nasabah masih belum memberikan niat baik ke pada pihak yang diutus oleh bank. Dalam hal ini, nasabah seperti hilang atau lepas dari tanggung jawab pembayaran kredit dari proses pembayaran cicilan perbulannya.
5. Kredit Macet
Kategori yang terakhir ini adalah lanjutan dari nasabah yang berada pada kategori kredit diragukan. Apabila nasabah sudah berada dalam kategori kredit macet, dan sampai jangka waktu yang ditentukan masih belum bisa membayar utang-utang perbulannya, maka nasabah tersebut dipindahkan ke kategori kredit macet. Dalam hal ini, apabila anda berada dalam kategori tersebut, berarti anda sudah berada dalam data blacklist di Bank Indonesia.
Jangan Rusak BI Checking Anda Sendiri
Dengan adanya sistem BI checking yang dimiliki Bank Indonesia, berarti riwayat perkreditan sangatlah penting untuk masa depan anda. Dengan mengetahui kategori-kategori tersebut, semoga anda bisa lebih waspada lagi dalam menjaga nama baik anda agar tidak masuk dalam kategori blacklist di BI checking.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Jangan Salah Pilih! Ini Tips Memilih Asuransi Motor Terbaik
7 Cara Interview Kerja yang Baik
Miliki Disiplin Kerja dengan 5 Strategi Ini
Published by Cermati.com |