Ini Alasan Jokowi Jadikan Brebes Contoh Pengentasan Kemiskinan

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 11 April 2016 | 16:40 WIB
Ini Alasan Jokowi Jadikan Brebes Contoh Pengentasan Kemiskinan
Petani bawang merah di Desa Sawojajar, Brebes, Jawa Tengah. [Antara/Oky Lukmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Brebes sebagai kabupaten untuk proyek percontohan dalam menjalankan program sinergi aksi untuk ekonomi rakyat.

Hal tersebut ditandai dengan diluncurkannya Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat oleh Presiden Joko Widodo di Terminal Agrobisnis, Desa Larangan, Kecataman Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4/2016).

Bagi Presiden Jokowi, keberhasilan Brebes sangatlah penting mengingat Brebes menjadi proyek percontohan.

"Jika Brebes berhasil, semua hasilnya kelihatan langsung. Semua kabupaten akan kita kerjakan dengan cara yang sama. Ini menjadi contoh untuk di kabupaten yang lain. Apa yang harus dikerjakan," ujar Jokowi.

Program ini merupakan program yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dengan melibatkan berbagai kementerian.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menjadikan Brebes sebagai kabupaten percontohan bagi kabupaten lainnya dalam menjalankan program sinergi tersebut.

Brebes sendiri dipilih menjadi proyek percontohan pengentasan kemisminan karena sejumlah alasan. Antara lain karena Brebes merupakan sentra produksi bawang Indonesia, dan bawang adalah komoditas yang berkontribusi cukup besar pada inflasi. Tetapi faktanya kesejahteraan petani bawang relatif rendah, sebab sebagian besar keuntungan dinikmati pedagang perantara.

Melalui peluncuran program ini diharapkan kesejahteraan petani bawang dapat meningkat dan menjadi contoh bagi pelaku usaha di daerah lainnya.

Jokowi berjanji akan melakukan pengecekan atas program yang diluncurkan hari ini. "Saya akan cek terus dengan cara saya, baik dengan intelijen, atau saya datang langsung. Tapi akan saya cek semuanya," ucap Jokowi.

Jokowi juga menjelaskan bentuk program sinergi yang nantinya akan dikerjakan bersama-sama. "Pertama, masalah tanah sertifikat. Mengapa petani, nelayan, dan pelaku UKM tidak memiliki akses ke bank? Karena mereka tidak punya agunan yang salah satunya harus berupa sertifikat. Akhirnya banyak yang lari ke rentenir," ujar Presiden Jokowi.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Jokowi memperingatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar pengurusan sertifikat tidak terlalu lama dan tidak berbelit-belit. "Akan saya periksa langsung di mana masalahnya. Sejak saya lahir sampai sekarang untuk mengurus sertifikat itu lama sekali. Tidak bisa! Jangan diteruskan. Tidak mau saya," ucap Jokowi dengan tegas.

Selain sertifikat, persoalan lain yang akan diselesaikan bersama ialah permasalahan penyediaan modal, penyediaan bibit murah berkualitas, penyediaan kebutuhan alat produksi, dan juga yang tak kalah pentingnya, hal-hal yang berkaitan setelah panen.

"Pascapanen ini harus jadi perhatian semuanya. Tadi saya tanya petani satu kilogram bawang Rp30 ribu sampai Rp35 ribu. Saya tanya di pasar Rp48 ribu sampai Rp50 ribu. Kalau pas mahal, petani akan senang. Tapi kalau seperti ini terus masyarakat akan teriak-teriak karena mahalnya harga bawang. Yang kita cari adalah bagaimana mencapai keseimbangan antara keduanya. Bagaimana caranya petani senang, masyarakat juga senang," jelas Jokowi.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan bahwa program sinergi ini haruslah didasarkan pada prinsip gotong royong semua pihak sehingga tidak ada lagi pihak yang berjalan sendiri-sendiri.

"Intinya adalah kerja gotong royong antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten, BUMN, swasta, dan juga masyarakat baik itu petani, nelayan, pelaku UKM, dan lainnya. Kenapa? Karena biasanya kita bekerja sendiri-sendiri, pemerintah pusat memiliki program sendiri, pemerintah provinsi kerja sendiri. Ini tidak boleh," tegas mantan Walikota Solo tersebut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI