Data "Panama Papers" Bisa Bocor, Inilah Sebabnya

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 08 April 2016 | 10:56 WIB
Data "Panama Papers" Bisa Bocor, Inilah Sebabnya
Ilustrasi penggelapan pajak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemunculan dokumen "Panama Papers" bisa jadi membuat sejumlah tokoh penting di negeri ini tak bisa tidur nyenyak. Sebagian telah memberikan klarifikasi atas masuknya nama dirinya kedalam dokumen Panama Papers seperti yang telah dilakukan pengusaha muda terkenal sekaligus politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sandiaga Uno. Namun masih banyak yang memilih untuk tutup mulut dan tak mau memberikan penjelasan kepada publik.

Terlepas dari persoalan nama itu, muncul pertanyaan di benak masyarakat. Tentunya data sepenting itu bersifat konfidensial (rahasia) dalam sebuah lembaga termasuk firma hukum Mossack Fonseca yang ada di negara Panama. Bagaimana mungkin dokumen maha penting seperti "Panama Papers" bisa mengalami kebocoran? 

Wartawan asal Indonesia yang terlibat dalam penelusuran data Panama Papers, Wahyu Dhyatmika, mengaku punya jawabannya. "Secanggih apapun upaya merahasiakannya, atau sepenting apapun data yang dirahasiakan itu, sepanjang manajemen pengelolaan data itu masih dilakukan oleh manusia, akan selalu ada peluang untuk mengalami kebocoran," kata Wahyu saat dihubungi oleh Suara.com, Jumat (8/4/2016).

Ia mengatakan peristiwa kebocoran data Panama Papers ataupun Offshore Leak dan sejenisnya, pastilah ada keterlibatan orang dalam.

"Upaya membocorkan ini bisa karena panggilan hati nurani atau ada sebab yang lain," tutur Wahyu. TEMPO memang menjadi satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam proyek investigasi Panama Papers. 

Dokumen Panama Papers merupakan data selama 40 tahun dari sebuah perusahaan firma hukum yang namanya tak banyak dikenal namun sangat berkuasa di Panama. Firma hukum itu bernama Mossack Fonseca. Mossack memiliki kantor cabang di lebih dari 35 lokasi di seluruh dunia.

Data dari Mossack Fonseca ini awalnya diperoleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung. Barulah data ini, kemudian diteruskan dan didalami oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Ini merupakan sebuah kelompok wartawan investigasi dengan keanggotaan lebih dari 100 media partner seluruh dunia. 

Data tersebut meliputi transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, pengusaha global, skandal global, dan data detail mengenai perjanjian keuangan tersembunyi oleh para pengemplang pajak, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga dan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI