Suara.com - Para pejabat Federal Reserve terpecah atas apakah menaikkan suku bunga acuan berikutnya pada pertemuan April. Kondisi ini terjadi karena mereka melihat risiko-risiko cukup besar terhadap ekonomi AS dari perkembangan global. Demikianlah risalah pertemuan kebijakan terbaru Fed pada Rabu (6/4/2016).
"Banyak peserta mengungkapkan pandangan bahwa situasi ekonomi dan keuangan global masih menimbulkan risiko-risiko penurunan cukup besar terhadap prospek ekonomi domestik. Beberapa mencatat bahwa gejolak pasar keuangan baru-baru ini memberikan peringatan penting bahwa kemampuan bank sentral untuk mengimbangi dampak guncangan ekonomi yang merugikan mungkin terbatas," menurut risalah pertemuan The Fed 15-16 Maret yang dirilis Rabu (6/4/2016).
The Fed menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal funds sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,50 persen pada Desember, kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade, menandai akhir dari sebuah era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa.
Tetapi gejolak di pasar keuangan dan pelambatan ekonomi global sejak awal tahun ini telah meningkatkan kekhawatiran tentang kekuatan ekonomi AS, memaksa para pembuat kebijakan The Fed untuk menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut sejak itu.
Proyeksi diperbarui The Fed yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga federal funds akan naik menjadi sekitar 0,9 persen pada akhir 2016, menyiratkan dua kenaikan suku bunga seperempat persentase poin tahun ini, turun dari empat kali kenaikan yang diperkirakan pada Desember.
"Mereka menyatakan berbagai pandangan tentang kemungkinan bahwa informasi yang masuk akan membuat sebuah penyesuaian (dengan sikap kebijakan moneter) yang tepat pada saat pertemuan berikutnya" dijadwalkan pada 26-27 April, risalah mengatakan, mencatat bahwa sejumlah pejabat Fed melihat beberapa masalah (headwinds) yang menahan pertumbuhan ekonomi AS cenderung "mereda hanya perlahan-lahan." "Beberapa menyatakan pandangan bahwa pendekatan hati-hati untuk menaikkan suku bunga akan lebih bijaksana atau mencatat kekhawatiran mereka bahwa meningkatkan kisaran target suku bunga secepat April akan mengindikasikan rasa urgensi mereka tidak berpikir tepat," kata risalah.
Tapi beberapa pejabat Fed lainnya menunjukkan bahwa mereka cenderung untuk menaikkan suku pada pertemuan berikutnya "jika data ekonomi yang masuk tetap konsisten dengan harapan mereka untuk pertumbuhan moderat dalam output, penguatan lebih lanjut dari pasar tenaga kerja, dan inflasi naik dua persen selama jangka menengah".
"Mengingat risiko-risko terhadap prospek, saya menganggap itu tepat untuk komite melanjutkan dengan hati-hati dalam menyesuaikan kebijakan," kata Ketua Fed Janet Yellen pekan lalu, merujuk kepada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), unit kebijakan moneter The Fed.
"Hati-hati ini terutama diperlukan karena, dengan suku bunga federal funds sangat rendah, kemampuan FOMC menggunakan kebijakan moneter konvensional untuk menanggapi gangguan ekonomi adalah asimetris," Yellen menambahkan, menandakan bahwa dia ingin menunggu lebih banyak waktu untuk menilai prospek ekonomi AS sebelum menaikkan suku bunga lagi.
"Asimetri ini membuat bijaksana untuk menunggu informasi tambahan mengenai kekuatan yang mendasari kegiatan ekonomi dan prospek inflasi sebelum mengambil langkah lain untuk mengurangi kebijakan akomodasi," kata risalah.
Sekitar 76 persen dari pengusaha dan ekonom akademik yang disurvei oleh Wall Street Journal bulan lalu memperkirakan bahwa Fed akan menunggu sampai Juni untuk menaikkan suku bunga acuannya. (Antara)