Kumpulan pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri meminta kepada pemerintah untuk menjaga dan mendukung para pelaku bisnis industri e-commerce di Indonesia.
Pasalnya, melalui industri tersebut maka perekononian Indonesia diprediksikan akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
"Sekarang kan zaman kita sudah memasuki era digital. Oleh sebab itu pemerintah harus mulai mengembangkan digital ekonomi. Karena digita ekonomi inilah yangbakan menjadi pilar perekonomian kita ke depan," kata Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani saat ditemui dalam acara Pengukuhan dan Rapat Pengurus Lengkap KADIN di Grand Ballroom Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).
Ia pun membeberkan, tahun 2015 sampai 2016, sektor e-commerce sudah mampu menyumbang pendapatan sebesar 24 miliar dolar AS. Hal ini lah yang menjadi alasan Kadin meminta kepada pemerintah untuk mendorong keberadaan e-commerce agar tetap maju.
"Diprediksikan pada 2020 pendapatannya mungkin sudah 130 miliar dolar AS. Ini berdasarkan data dari pemerintah. Peluangnya sangat besar. Apalagi digital ekonomi itu kan bisa melalui HP, dalam sehari sedikit masyarakat mengakses HP itu 4 jam sehari. Ini sangat potensial," katanya.
Selain itu, ia juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan banyak insentif kepada para pelaku bisnis digital. Hal ini guna mendorong para pengusaha untuk berfikir mencari inovasi yang lebih kreatif dan memberi kemudahan bagi masyarakat.
"Jangan suruh bayar pajak, kan ini mayoritas anak muda, kasih saja banyak insentif. Ini harus kita apresiasi keberadaan mereka ini yang akan menjadi motor penggerak perekonomian di Indonesia," katanya.
Potensi industri e-commerce di Indonesia diyakini sangat potensial. Merujuk riset Deloitte Access Economics mewakili Google Asia-Pasifik, Indonesia dalam proses mengadopsi e-commerce. Deloitte Access Economics juga menyebutkan, kontribusi internet terhadap ekonomi Indonesia pada 2011 mencapai 1,6% atau sekitar Rp116 triliun, setara 13 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dari total pendapatan domestik bruto (PDB). Kontribusi internet akan meningkat tiga kali lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan diharapkan mencapai 2,5% dari total PDB hingga 2016 atau sekitar Rp324 triliun.