Suara.com - Ada benarnya anggapan bahwa zaman sekarang ini mencari pekerjaan cukup susah meskipan ia lulusan sarjana perguruan tinggi sekalipun. Bahkan sarjana yang telah lulus banyak yang bingung bagaimana untuk memulai langkah dalam dunia kerja.
Kebingungan itu juga pernah dialami oleh Wendy Pratama, pemuda asal Bandung yang telah menamatkan kuliah di jurusan arsitektur Institute Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2013. Setelah lulus, Wendy dimintan ibunya untuk merubah desain rumah mereka tinggal. Namun saat ia mencoba memenuhi permintaan sang ibu, ia baru menyadari dirinya cuma bisa menggambar desain rumah.
Ia sama sekali tak paham bagaimana menyusun batu bata, mengecor semen rumah, serta jaringan orang bisa melaksanakan renovasi fisik bangunan rumah. “Pengalaman itu membuat saya menyadari bahwa dunia pendidikan kita tidak mempersiapkan diri kita untuk siap memasuki dunia kerja. Saya kuliah 5 setengah tahun, tapi nyatanya bikin rumah untuk diri sendiri saja tidak bisa,” kata Wendy saat diwawancarai Suara.com di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Sepertinya pernyataan Wendy di atas ada benarnya. Belajar memang bisa dari mana saja, tapi banyak dari kita yang menyadari setelah dewasa bahwa sekolah kita terlalu banyak mengajarkan soal teori. Prakteknya? Pasti anda bukan satu-satunya yang pernah mengalami kebingungan saat baru lulus kuliah.
Latar belakang inilah yang mendorong Wendy membentuk Lingkaran.co yang punya misi untuk melingkarkan pendidikan dengan industri kreatif. Wendy berharap kedepannya jangan sampai terjadi semakin banyak orang yang pintar tapi tak mahir memanfaatkan kepintarannya. “Makanya melalui Lingkaran.co yang berbasis creative sharing community, mencoba menjembatani dunia kampus dengan dunia kerja, terutama industri kreatif,” tutur Wendy.
Lingkaran.co baru terbentuk pada Oktober 2014 lalu. Awalnya, Lingkara.co focus menjadi penyedia jasa kegiatan edukasi bagi para lulusan baru dari dunia kampus agar mudah memasuki industri kreatif. Tetapi dalam perkembangannya, Lingkaran.co mulai menerima orang yang berusia lebih tua jika memang ia baru saja memulai kegiatan wirausahanya.
Bisnis utama dari lingkaran.co adalah pendidikan, sehingga sistem course dan workshop dirasa menjadi cara tepat untuk memacu mereka yang ingin memraktekkan ilmu di bidang industri kreatif. Sejauh ini, lingkaran.co menjalankan misinya tidak sendiri. Mengatasnamakan creative sharing community, yang mana fokusnya memang industri kreatif, value yang ingin disampaikan adalah sharing,dan basisnya komunitas, maka lingkaran.co telah beberapa kali merapatkan barisan dengan komunitas-komunitas untuk membuka sebuah course atau workshop.
Dengan berkolaborasi bersama komunitas yang sudah expert pada bidangnya, kelas yang biasanya dilaksanakan selama 3-4 jam oleh Lingkaran.co juga sebagai penyambung antara kegiatan komunitas dan hausnya peserta kelas untuk terus menekuni materi course atau workshop yang sudah diberikan. Sehingga setelah kelas usai, para peserta diarahkan untuk ikut bergabung dengan komunitas pemberi materi itu jika ingin melanjutkan proses penggalian ilmu dan prakteknya.
“Beberapa mitra yang kami gandeng adalah Coworking Space di Kemang, Jakarta Selatan dan Coworking.Place di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan. Paling banyak dua itu,” ujar Wendy. Saat ini mitra Lingkaran.co sudah mencapai 128 lembaga.
Berbagai program yang wajib diusung oleh Lingkaran.co antara lain real work project; yang basisnya adalah sesuai dengan real world bukan hanya teori, applicable skill; teori 10 persen, praktek 90 persen; dan project base; setiap peserta membawa output by project. Dalam program-program tersebut, lingkaran.co akan fokus pada tiga hal yang semuanya berdasar pada industri kreatif. Pertama adalah people development; yang lebih mengarah untuk memotivasi dan menginspirasi individu dalam menggilai industri kreatif, skill; membentuk kelas course atau workshop yang menonjolkan sisi prakteknya, dan entrepreneurship; mencoba mengajak hijrah para pecinta industri kreatif untuk bergerak menuju bisnis atau creativepreneurs melalui pengembangan skill.