Suara.com - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan berupaya untuk memperluas pasar produk-produk kreatif Indonesia, baik ke pasar domestik maupun penetrasi ke pasar internasional.
"Kami akan memperluas pasar produk kreatif baik di dalam negeri maupun ekspor. Kami ingin memfasilitasi ruang kreatif bagi orang-orang kreatif," kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, saat memberikan sambutan pada pembukaan "Indonesia Creative Cities Conference" (ICCC) 2016, di Malang, Jawa Timur, Kamis (31/3/2016).
Triawan mengatakan, peluang yang dimiliki oleh sektor ekonomi kreatif masih sangat terbuka, dan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk melakukan transformasi di sektor tersebut.
"Inovasi dan kreativitas bisa menawarkan pekerjaan baru, bisa mengurangi pengangguran. keunikan dan kekhasan produk dan jasa yang dipasarkan bisa mendapatkan perhartian dan menfaat untuk masyarakat," ucap Triawan.
Dengan adanya inovasi-inovasi tersebut, lanjut Triawan kabupaten kota diharapkan bisa menciptakan kesejahteraan masyarakat dan membangun sumber daya manusia yang kuat untuk persaingan global dengan menyadari potensi dan keunggulan masing-masing daerah.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Malang Mochamad Anton mengatakan bahwa industri berbasis pola pikir atau kreatif itu memiliki prospek untuk masa depan. Oleh karena itu, lanjutnya, Kota Malang diharapkan akan menjadi kota kreatif di Indonesia dan berperan menembus dunia internasional.
"Kata kreatif harus mampu dibumikan setiap bidang sehingga setiap hari dilahirkan ide segar. ICCC di Malang kiranya bukan kemeriahan acara yang disasar, namun merupakan awal dengan program kegiatan yang terukur," ujar Anton.
Kota Malang sendiri saat ini masih difokuskan pada subsektor digital kreatif dikarenakan peluang-peluang dan pelaku di subsektor itu cukup banyak dan memiliki potensi yang besar.
Bekraf sendiri telah merumuskan sebanyak 16 subsektor industri kreatif untuk dikembangkan dalam rangka menopang perekonomian nasional.
Sebanyak 16 subsektor tersebut adalah aplikasi dan pengembangan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya atau kerajinan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.
Ekonomi kreatif telah menyumbang Rp642 triliun atau 7,05 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam setahun terakhir. Bekraf menargetkan kontribusi ekonomi kreatif bisa meningkat hingga 12 persen di akhir pemerintahan Jokowi pada tahun 2019.
Untuk mencapai target tersebut, Bekraf telah menyusun langkah-langkah strategis, yaitu menyatukan semua aset dan potensi kreatif Indonesia serta menciptakan iklim dan ekosistem ekonomi kreatif, yang diharapkan bisa tercapai dalam waktu dekat. (Antara)