Suara.com - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menutup tahun 2015 dengan pencapaian yang positif meskipun kondisi perekonomian di Indonesia masih mengalami perlambatan. Bank Sampoerna berhasil mencatatkan perolehan Laba sebelum pajak (audited) sebesar Rp.69,74 miliar atau meningkat sebesar 89,9% dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar Rp.36,72 miliar. Hal ini ditopang dengan meningkatnya penyaluran kredit yang diberikan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang berimbas pada peningkatan pendapatan bunga bersih Bank Sampoerna.
Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna mengatakan bahwa meskipun kondisi perekonomian makro masih belum membaik hingga akhir 2015, Bank Sampoerna menunjukkan tren kinerja positif. ”Saya optimis melihat pertumbuhan Bank Sampoerna yang berkualitas dengan manajemen risiko yang semakin baik terhadap pengelolaan portofolio pinjaman sehingga menumbuhkan kepercayaan nasabah kepada Bank Sampoerna”, kata Ali di Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Kedepan, Bank Sampoerna akan konsisten mendukung pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Hal ini tercermin dengan penyaluran kredit pada sektor modal kerja yang lebih dominan dibandingkan dengan penyaluran kredit pada sektor lainnya.
Sepanjang tahun 2015, penyaluran kredit tercatat mengalami peningkatan secara YoY sebesar 86,2 persen menjadi Rp.4.730,03 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang hanya sebesar Rp.2.539,90 miliar. Dari portofolio pinjaman yang disalurkan tersebut, sekitar 81 persen disalurkan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (”UMKM”). Pertumbuhan kredit yg cukup signifikan ini tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari rasio NPL gross yang dicapai pada posisi 2,93 persen yang masih dibawah ketentuan yang berlaku sebesar 5 persen.
Peningkatan penyaluran kredit tersebut diikuti dengan peningkatan perolehan DPK sebesar 82,8 persen atau menjadi Rp.4.963,98 miliar dari Rp.2.715,22 miliar pada tahun 2014. Komposisi dana pihak ketiga ini memang masih didominasi oleh deposito sebesar 91 persen dan sudah menjadi nature bisnis dari bank-bank di BUKU 1 (kelompok bank dengan modal inti Rp100 miliar - Rp1 triliun). Peningkatan DPK ini juga sebagai salah satu bentuk bahwa tingkat kepercayaan masyarakat dan brand awareness Bank Sampoerna dari waktu ke waktu terus meningkat.
Peningkatan penyaluran kredit dan perolehan DPK ini berdampak pada perolehan Pendapatan Bunga Bersih yang meningkat sangat signifikan sebesar 132,6 persen atau menjadi Rp.319,03 miliar dari Rp.137,18 miliar di tahun 2014. Seiring dengan hal tersebut, rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (”LDR”) juga meningkat menjadi di level 92,86 persen pada Desember 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 90,74 persen.
Secara terpisah, Henky Suryaputra, Kepala Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna menjelaskan bahwa peningkatan Pendapatan Bunga Bersih ini ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat sebesar 85,0 persen dari semula Rp.366,74 miliar pada 2014 menjadi Rp.678,63 miliar pada tahun ini. "Hal ini juga diikuti oleh peningkatan Margin Bunga Bersih (“Net Interest Margin”) yang mencapai sebesar 6,28 persen meningkat cukup signifikan juga bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang hanya sebesar 4,76 persen," kata Henky dalam kesempatan yang sama.
Sepanjang tahun 2015 Pemegang Saham melakukan setoran modal sebesar Rp.165 miliar, hal ini mencerminkan komitmen pemegang saham untuk mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna, sehingga total Ekuitas Bank Sampoerna menjadi sebesar Rp.852,49 miliar dengan rasio Capital Adequcy Ratio (”CAR”) dapat dijaga pada level 17,03 persen jauh diatas ketentuan Bank Indonesia. ”Komitmen Pemegang Saham untuk terus mendukung Bank Sampoerna tercermin secara konsisten dengan dilakukannya setoran modal demi mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna ke depannya”, ujar Henky lebih lanjut.
Rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang baik, seperti ROA 1,42 persen, ROE 7,54 persen dan BOPO 89,88 persen. Secara total aset, Bank Sampoerna juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 77,2 persen menjadi Rp6.151,33 miliar dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp3.471,95 miliar.
Di bidang Informasi Teknologi dan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada nasabah, di penghujung 2015, Bank Sampoerna melakukan perubahan core banking system yang semula menggunakan System Alphabit diubah menjadi System Temenos-T24. Direktur Operasional dan Teknologi Informasi, Liliana Lie mengatakan bahwa core banking system dengan menggunakan Temenos ini akan mempercepat proses Operasional Bank Sampoerna mulai dari front end service hingga ke proses back end service. Akurasi data dan pelayanan yang diberikan kepada nasabah juga akan semakin cepat dan akurat, termasuk proses akhir bulan terkait dengan mekanisme pelaporan.
Untuk memperluas segmentasi pasar dan lebih mendekatkan diri kepada nasabahnya, Bank Sampoerna secara konsiten melakukan ekspansi jaringan kantornya. Di tahun 2015, telah dilakukan pembukaan jaringan kantor sebanyak 5 kantor, yaitu di Rantau Prapat, Palopo, Sorong, Jayapura dan Tugumulyo. Disamping itu Bank Sampoerna juga melakukan beberapa relokasi Kantor Cabang seperti Kantor Cabang Wisma Sejahtera, Kantor Cabang Palembang, Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading dan Kantor Cabang Pembantu Fatmawati. Dengan demikian, per Desember 2015, jumlah jaringan Kantor Bank Sampoerna menjadi 18 Kantor dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Bank Sampoerna juga telah dilengkapi dengan beberapa layanan perbankan seperti ATM yang bekerjasama dengan jaringan Prima dengan lebih dari 88.000 mesin ATM, Internet Banking, Phone Banking, Debit Card serta layanan Call Center di nomor telpon 1500035.
Untuk peningkatan bisnisnya, Bank Sampoerna juga akan terus bersinergi dengan Mitra Strategis yaitu Koperasi Simpan Pinjam (”KSP”) Sahabat Mitra Sejati dengan memanfaatkan lebih dari 120 jaringan kantor cabangnya di beberapa daerah di Indonesia. ”Capaian ini berkat dukungan dan kepercayaan kepada kami. Kepercayaan merupakan amanah yang harus kami jaga dan pelihara dengan baik agar tujuan mulia untuk mendukung perkembangan dan pemberdayaan para pengusaha di sektor UMKM dapat diwujudkan bersama”, tutup Ali.