Jokowi: Dwelling Time dan Tol Laut Syarat Menangkan Kompetisi

Selasa, 29 Maret 2016 | 18:33 WIB
Jokowi: Dwelling Time dan Tol Laut Syarat Menangkan Kompetisi
Aktivitas bongkar muat (Dwelling Time) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (18/2). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan langkah konkrit untuk mempercepat realisasi pembangunan tol laut serta mempersingkat dwelling time harus terus dilakukan. Hal ini meningkatkan daya saing Indonesia.

"Pembenahan atas kedua hal tersebut penting dilakukan agar biaya logistik menjadi lebih rendah dan efisien sehingga daya saing dengan negara-negara lain dapat ditingkatkan," kata Jokowi dalam rapat terbatas dengan topik pembahasan lanjutan dwelling time dan tol laut di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/3/2016).

‎Jokowi menilai saat ini dwelling time sudah menurun menjadi 3,6 hari per 14 Maret 2016 dari sebelumnya 6-7 hari di tahun 2015.

"Saya ingin waktunya bisa ditekan lagi, bisa dipersingkat lagi," ujar dia.

Jokowi menginstruksikan agar dilakukan deregulasi peraturan berupa penyederhanaan prosedur perijinan dan langkah percepatan pelayanan pelabuhan. Sehingga dwelling time bisa diturunkan mulai dari tahap pre clearance, customs clearance, dan post clearance.

Selain itu, dia menekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga, seperti sinergi antara Ditjen Bea Cukai dan BKPM dalam proses pelayanan customs clearance. Sehingga dengan sistem yang terintegrasi akan bisa memangkas prosedur dan akhirnya menurunkan dwelling time.

"Saya akan terus mengecek, mengontrol langsung penurunan dwelling time dari waktu ke waktu," kata Jokowi.

Tol laut menurunkan disparitas harga

Mengenai tol laut, Jokowi mengatakan tujuannya untuk mempersatukan Indonesia serta membangun keadilan dan pemerataan antar daerah.

Untuk mencapai target itu, perlu dilakukan evaluasi rute pelayaran agar lebih efisien, peningkatan jumlah dan variasi muatan barang. Kemudian efisiensi angkutan kargo baik berangkat serta muatan baliknya, deregulasi di pelabuhan-pelabuhan sehingga bisa memangkas prosedur dan mempersingkat waktu.

Dia menekankan Indonesia bagian timur harus benar-benar diperhatikan, terutama Papua, Maluku, dan NTT. Rakyat, katanya, ingin melihat perubahan nyata.

"Potong rantai perdagangan yang tidak efisien dengan langsung berhubungan dengan produsen barang-barang pokok, dan barang-barang penting lainnya," kata dia.

"Disamping perlu diperluas dan ditambahkan jangkauan informasi jadwal, rute dan tarif angkutan barang Tol Laut pada tempat-tempat yang mudah yang di akses oleh masyarakat," Jokowi menambahkan.

REKOMENDASI

TERKINI