Suara.com - Anda mungkin belum lupa dengan iklan lucu di televisi beberapa waktu lalu. Seorang pria muda berkemeja putih dan berjas abu-abu namun memakai celana pendek dan hanya beralaskan kaki sandal jepit. Atas manajemen Bukalapak.com, ia meminta maaf kepada para pimpinan perusahaan jika para pegawainya tak produktif dalam bekerja. Ini karena ada tawaran diskon luar biasa besar 80 persen bagi konsumen yang hendak berbelanja di Bukalapak.com.
Pria muda itu adalah Achmad Zaky, sosok pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak.com. Publik kini semakin akrab dengan sosoknya yang semakin akrab di televisi. “Tahun ini memang kita lebih gencar mempromosikan iklan di berbagai media. Selama ini pertumbuhan penjualan kita luar biasa meskipun tahun-tahun sebelumnya minim promosi iklan di media,” kata Zaky pada Suara.com di Jakarta, Senin (21/3/2016).
Pemuda kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986 kini memang tak pelak menjadi salah seorang pengusaha baru yang paling menonjol. Pilihannya bergerak di bidang internet sesuai dengan keterampilan yang ia miliki.
Zaky mulai akrab dengan dunia teknologi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Pada tahun 1997, ia mendapat hadiah computer dari salah satu pamannya. Ia juga mendapatkan buku-buku yang berhubungan dengan pemrograman.
Ketika di SMA Negeri 1 Solo, Jawa Tengah, ia mewakili sekolahnya berlaga di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang komputer dan menang hingga tingkat nasional.
Lulus SMA tahun 2004, ia melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB). Di kampus, Zaky tak hanya sibuk kuliah. Ia tercatat pernah mendirikan beberapa organisasi kemahasiswaan di ITB. Ia menjadi salah satu penggagas lahirnya cabang ShARE Global Student Think-Tank di ITB. Zaky juga mendirikan Entrepreneur Club ITB yang kemudian dikenal dengan Technoentrepreneur Club (TEC ITB).
Jatuh Bangun Merintis Bukalapak.com
Selepas kuliah, Zaky mendapatkan tawaran mengerjakan software quickcount pemilu dengan nilai 1,5 juta untuk sebuah stasiun televisi nasional. Selanjutnya, ia mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia.
Namun sejak awal, Zaky memang memendam cita-cita menjadi pengusaha berbasis teknologi informasi. Ia lantas teringat pengalaman tetangganya di kampung halaman Sragen. Ia melihat banyak tetangganya mempunyai bisnis yang kecil-kecil. Anehnya, ia melihat ukuran bisnisnya tidak berkembang sejak ia kecil hingga dewasa. “Padahal inflasi bertambah 10 persen tiap tahun. Berarti orang-orang itu merugi dan sebetulnya menurun,” ujar Zaky.
Ia semakin tak habis pikir saat mengetahui 60 persen gross domestic product (GDP) Indonesia berasal dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Selain itu, 90 persen angkatan kerja Indonesia bekerja di usaha sector UKM. “Sementara skill yang saya miliki itu IT. Dari sinilah kemudian saya terpikir untuk bagaimana memajukan mereka lewat teknologi. Ini yang melatarbelakangi upaya saya mendirikan Bukalapak.com,” jelasnya.
Zaky mulai merintis Bukalapak.com pada tahun 2010. Proses awal itu memakan waktu dua bulan. Begitu muncul websitenya, ternyata justru tidak laku dan tak ada yang mengunjungi www.bukalapak.com. Namun ia tak patah arang, ia lantas mendatangi banyak toko dan ITC di Jakarta. “Ruangan pertama kerja kami waktu itu seperti kamar kos. Setiap hari kami ngajakin 100-200 orang untuk menawarkan produk atau barang dagangannya lewat situs kami. Ternyata 90 persen memilih menolak,” tuturnya.
Kenyataan ini tak membuat Zaky patah arang. Sebanyak 10 persen yang mau kebanyakan adalah toko yang barangnya tidak laku atau mendapat tempat terpenci di lokasi pusat perbelanjaan. Proses ini dilakukan selama setahun pertama. “Niat kami benar-benar bantuin pelaku UKM yang merupakan orang kecil dan saat mereka memberitahu kami ada order pemesanan, kami sungguh puas. Kunjungan ke situs kami yang semula nol, di akhir tahun pertama menembus 10 ribu pengunjung,” urainya.
Sejak itu, Zaky pun memfokuskan diri mengajak para pelaku UKM yang belum begitu berkembang. Di tahun 2011, bisnis online semakin populer dan mulai banyak dilirik investor besar. Iapun akhirnya bertemu salah seorang investor asal Jepang. Ia bersedia memberikan bantuan suntikan modal, namun sang investor hanya meminta saham 10 persen di www.bukalapak.com.
Pertumbuhan Bukalapak yang sangat pesat menarik minat banyak investor untuk menanamkan modal di Bukalapak. Beberapa di antaranya adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group). Jumlah karyawan juga bertambah dengan pesat dari semula hanya 2 orang, kini menjadi lebih dari 300 orang. Jumlah pengunjung Bukalapak.com kini 2 juta orang “Alhamdulilah, versi Alexa, untuk kategori e-commerce, kami sekarang yang nomer 1,” tambah suami dari Diajeng Lestari tersebut.
Penjualan online Bukalapak kini menyebar di seluruh Indonesia. Wilayah Jabodetabek sendiri hanya menguasai 30 persen dari total penjualan via Bukalapak.com. Sementara penjualan online di daerah justru tumbuh lebih cepat. “Saat ini pelaku UKM yang menjadi mitra kami dan berjualan lewat Bukalapak.com sudah mencapai 700 ribu UKM,” tutup Zaky.