BKPM: Perusahaan Cina Mau Relokasi Pabrik Furnitur ke Indonesia

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 25 Maret 2016 | 18:50 WIB
BKPM: Perusahaan Cina Mau Relokasi Pabrik Furnitur ke Indonesia
Kepala BKPM Franky Sibarani mendampingi Menlo Retno Marsudi. [Antara/Yudhi Mahatma]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi relokasi investor furnitur Cina ke Indonesia.

Minat untuk memindahkan pabrik dari Cina ke Indonesia itu disebabkan biaya operasional di negeri 'tirai bambu' yang terus meningkat serta ketersediaan bahan baku rotan di Tanah Air."Ada perubahan struktur ekonomi di Cina ke arah konsumsi sehingga industri manufakturnya banyak yang relokasi ke luar.  Wacana terkait biaya operasional pabrik furnitur di Provinsi Guangdong serta ketersediaan bahan baku produk furnitur menjadi faktor pendukung rencana relokasi tersebut. Kita bersaing dengan Vietnam, India dan Myanmar untuk menarik relokasi industri tersebut," kata Franky dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (25/3/2016).

Franky menambahkan, industri furnitur yang berminat melakukan relokasi ke Indonesia tergolong sektor industri padat karya yang merupakan sektor prioritas BKPM. "Bila mereka memang melakukan relokasi maka potensi penyerapan tenaga kerjanya akan besar. Kalau 200 perusahaan masing-masing perusahaan mempekerjakan 500 orang saja sudah 100.000 tenaga kerja yang tercipta," jelasnya.

Lebih lanjut, Franky mengatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Perindustrian untuk dapat mengawal peluang untuk menarik investor dari Cina tersebut.

BKPM sendiri rencananya akan menggelar kegiatan pemasaran investasi pada akhir April mendatang dengan mengundang 200 pengusaha furnitur dari kota Dongguan, Provinsi Guangdong, Cina.

Dongguan berada di daerah Selatan Cina dan merupakan sentra industri furnitur dengan area ruang pamer furnitur sepanjang 5 kilometer.

Marketing Officer Wilayah Cina Yudha Tri Utama menambahkan beberapa daerah diharapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan pemasaran investasi diantaranya Cirebon, Sukabumi dan Jepara. "Daerah-daerah ini dikenal merupakan sentra produksi furnitur yang ada di Indonesia," ungkapnya.

Investasi dari Cina yang sepanjang tahun 2015 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai 628,3 juta dolar AS, yang menempatkannya sebagai investor terbesar ke sembilan di Indonesia. Nilai tersebut di luar angka investasi Cina ke Indonesia yang juga tercatat melalui negara-negara lainnya sebesar 1,53 miliar dolar AS sehingga total investasi negara itu pada tahun 2015 sebesar 2,16 miliar dolar AS, meningkat sebesar 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI