Sejumlah perusahaan taksi konvensional sudah mulai bergerak membuat aplikasi berbasis online untuk menyaingi keberadaan taksi berplat hitam yang saat ini sedang banyak dipertentangkan para sopir angkutan umum.
Widi (58) sopir taksi Express mengaku jika baru-baru ini perusahaannya telah membuat aplikasi berbasis online.
"Kita sudah buat. Di Express sudah ada, namanya My Trip," kata Widi saat berbincang dengan suara.com, Selasa (22/3/2016).
Meski demikian, Widi yang sudah 30 tahun bekerja sebagai sopir taksi Express tersebut mengaku jika aplikasi online tersebut belum semuanya diterapkan kepada seluruh armada.
"Kita memang buat belakangan ini, jadi semua armada belum dipasang semua alatnya. Kalau itu kan alatnya juga khusus, terus aplikasi ini baru sebulan launchingnya," katanya.
Dirinya juga mengaku setuju dengan penerapan sistem aplikasi online tersebut. Namun demikian, dia masih kurang yakin nantinya aplikasi tersebut bisa menyaingi keberadaan taksi berbasis online seperti Grab dan Uber yang memasang tarif dibawah taksi konvensional.
"Jadi kita sebetulnya juga sudah siap pakai online. Cuma yang jadi masalah kita mengeluarkan aplikasi kalau tarifnya tetep mereka di bawah kita, mati kita. Kita nggak bisa apa-apa," katanya.
Dia menganggap merosotnya pendapatannya sebagai sopir taksi lantaran masyarakat saat ini lebih memilih taksi berbasis online lantaran lebih murah ketimbang tarif taksi-taksi konvensional.
"Karena mereka bermain di tarif. Kalau mereka di atas tarif kita, kalau nggak disamakan aja, ayo kita bersaing, kan gitu," katanya.