Indonesia berhasil menduduki peringkat 109 dari 189 negara dalam hal kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business). Survei yang dirilis World Bank Group pada Oktober tahun lalu tersebut menunjukkan kenaikan peringkat bagi kemudahan berbisnis di Indonesia dari yang sebelumnya di posisi 120.
Namun, Presiden Joko Widodo menargetkan agar posisi Indonesia dalam kemudahan berbisnis naik ke peringkat 40. Ini mengingat kenaikan rangking Indonesia masih belum mampu menggeser negara pesaing di regional ASEAN seperti Singapura yang berada di posisi pertama, Malaysia di peringkat 18, dan Thailand yang duduk di posisi 49.
Mendengar pernyataan presiden, Pakar Perkantoran Modern, Erwin Soerjadi menyatakan hal tersebut merupakan pencapaian yang tidak terlalu sulit.
“Itu merupakan target yang tidak terlalu sulit dikarenakan Presiden Jokowi sudah memberikan kemudahan izin dalam berbisnis seperti izin UMKM, izin penggunaan virtual office dan lainnya,” tutur Erwin yang juga CEO vOffice Indonesia, perusahaan virtual office terbesar di Indonesia.
Pengusaha muda yang juga Fungsionaris HIPMI Jawa Timur itu mengkritik Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik yang menyatakan Jokowi sangat ambisius untuk mencapai peringkat 40 dunia “Ease of Doing Business”. Pelopor Virtual Office di Indonesia itu menyatakan target tersebut tidak ambisius asalkan ada sinergi antara pemerintah dan stakeholder dunia usaha untuk terus berkolaborasi membangun iklim perekonomian yang baik.
“Target 40 dunia dalam kemudahan berbisnis pasti bisa kita capai, dengan adanya action plan yang dibuat oleh Joko Widodo saya rasa itu bukan target yang ambisius. Paling penting adalah bagaimana stakeholder dunia usaha dan pemerintah bisa terus bersinergi menciptakan iklim perekonomian yang baik,” tegas Erwin.
Sebelumnya Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengatakan target Jokowi sangatlah ambisius. Alasannya, belum ada action plan untuk mewujudkan hal tersebut.
"Saya dengar Bapak Jokowi ngobrol dengan pemerintah Inggris untuk mencapai peringkat 40 target yang sangat bagus dan ambisius, karena sejauh ini belum ada action plan menuju kesitu, baru sekedar pembicaraan," kata Moazzam, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Ia mencontohkan, saat ini Inggris berada di peringkat ke-8 ease of doing business dan sudah membuat action plan untuk mewujudkan hal tersebut.
Pengusaha muda yang juga Fungsionaris HIPMI Jawa Timur itu mengkritik Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik yang menyatakan Jokowi sangat ambisius untuk mencapai peringkat 40 dunia “Ease of Doing Business”. Pelopor Virtual Office di Indonesia itu menyatakan target tersebut tidak ambisius asalkan ada sinergi antara pemerintah dan stakeholder dunia usaha untuk terus berkolaborasi membangun iklim perekonomian yang baik.
“Target 40 dunia dalam kemudahan berbisnis pasti bisa kita capai, dengan adanya action plan yang dibuat oleh Joko Widodo saya rasa itu bukan target yang ambisius. Paling penting adalah bagaimana stakeholder dunia usaha dan pemerintah bisa terus bersinergi menciptakan iklim perekonomian yang baik,” tegas Erwin.
Sebelumnya Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengatakan target Jokowi sangatlah ambisius. Alasannya, belum ada action plan untuk mewujudkan hal tersebut.
"Saya dengar Bapak Jokowi ngobrol dengan pemerintah Inggris untuk mencapai peringkat 40 target yang sangat bagus dan ambisius, karena sejauh ini belum ada action plan menuju kesitu, baru sekedar pembicaraan," kata Moazzam, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Ia mencontohkan, saat ini Inggris berada di peringkat ke-8 ease of doing business dan sudah membuat action plan untuk mewujudkan hal tersebut.