Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari ini mengumpulkan para pengusaha yang bergerak di sektor jasa keuangan, baik di dalam maupun luar negeri. Langkah ini dilakukan untuk melahirkan inovasi-inovasi baru guna menjawab berbagai tantangan di industri perbankan, termasuk tingkat suku bunga kredit yang tinggi.
"Seperti kita tahu, permasalahan yang tengah melanda industri keuangan mikro itu kan suku bunga yang masih tinggi. Jadi kami di sini berkumpul untuk mencari solusi yang tepat soal itu," kata Muliaman D Hadad, saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta Selatan, Selasa (15/3/2016).
Selain itu, lanjut Muliaman, pertemuan ini juga untuk mensosialisasikan program baru OJK yang diberi nama OJK Proksi atau OJK International Center for Micro Finance and Financial Inclusion.
"Jadi, dengan adanya program ini, maka inklusi keuangan di Indonesia bisa terus meningkat dan menghasilkan terobosan-terobosan terbaru untuk para pelaku usaha mikro," katanya.
Muliaman meyakini, Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan, terutama soal keuangan. Pasalnya menurutnya, Indonesia memiliki pengalaman panjang di bidang keuangan mikro ini.
"Indonesia memiliki reputasi sebagai pelopor pusat pengembangan industri keuangan mikro terbesar di dunia. Kita telah memiliki sejarah keuangan mikro Indonesia yang dimulai sejak lebih dari 100 tahun yang lalu," ujarnya.
"Dimulai dari Bank Rakyat, Bank Desa, dan Lumbung Desa yang dibentuk pada tahun 1901 sebagai bagian dari Politik Etis oleh pemerintah Hindia Belanda, menjadi cikal bakal keuangan mikro. Hal tersebut diikuti oleh kesuksesan layanan keuangan mikro komersial oleh pihak swasta, yang dimulai sejak tahun 1890-an pada saat Bank Rakyat Indonesia (BRI) memulai layanan keuangan mikro yang kemudian menjadi acuan banyak negara untuk dikembangkan, antara lain yaitu Grameen Bank," sambungnya memaparkan.
Oleh sebab itu, lanjut Muliaman, dengan bekal pengalaman tersebut, semestinya dapat disinergikan guna menciptakan pengalaman yang baru dan lebih baik lagi.
"Kita sinergikan dengan pengalaman-pengalaman dari berbagai negara lain, untuk dapat menghasilkan berbagai terobosan pemikiran untuk lebih mengembangkan keuangan mikro, tidak hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga dapat menjadi pembelajaran bagi komunitas internasional," ungkapnya.