Suara.com - Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan, molornya proses bongkar muat barang di pelabuhan atau "dwelling time" lantaran permasalahan kemacetan yang kerap terjadi di Tanjung Priok.
Selain itu juga masalah infrastruktur yang minim. Pihaknya berjanji akan segera menyelesaikan permasalah "dwelling time".
"Jadi ini masalah infrastruktur. Kan kita tahu juga, kalau Tanjung Priok ini sering sekali macet. Infrastutkur di sana itu, baru keluar pelabuhan saja sudah macet. Makanya, kita akan perbaiki," kata Agung saat menggelar konferensi persnya di kantor Kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2016).
Menurutnya, untuk mewujudkan permintaan Presiden Jokowi yang meminta untuk kembali menekan dwelling time dari 3,6 hari menjadi 2 sampai 3 hari, mengatasi kemacetan adalah hal yang paling memungkinkan.
Pihaknya mengaku sudah banyak membereskan, dari mulai pre clearence, deregulasi, custome clearence sudah 0,4 hari dan post clearence.
"Untuk custome clearence itu sudah nggak bisa dipangkas lagi. Enggak bisa dipres lagi. Kalau sampai ditekan lagi. Nanti itu nggak akan ada pemeriksaan," ungkapnya.