Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli hari ini menggelar rapat koordinasi dengan Satuan Petugas (Satgas) Dwelling Time atau waktu bongkar muat barang di pelabuhan.
Dalam pertemuan tersebut, Rizal mengatur strategi guna memenuhi permintaan Presiden Jokowi untuk kembali menurunkan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok dari 3,6 hari menjadi 2 sampai 3 hari.
"Kemarin kan Presiden minta kalau dwelling time ini diturunkan lagi jadi 2 sampai 3 hari. Nah ini kami tadi bahas ini agar bisa segera direalisasikan dalam waktu dekat," kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Jasa Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Agung Kuswandono saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (14/3/2016).
Ia menjelaskan, salah satu cara untuk mewujudkam hal tersebut, pihaknya akan segera mempercepat pengoperasian kereta api khusus barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Agung meyakini, dengan beroperasinya kereta pelabuhan tersebut dapat menekan proses dwelling time.
"Akhir Maret ini mungkin sudah mulai beroperasi. Sekarang sudah 90 persen, tinggal finishing aja. Kalau ini sudah berjalan, Insya Allah bisa menekan dwelling time menjadi 2 hari," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Rizal Ramli juga memberikan tugas kepada Satgas Dwelling Time untuk mengecek pelabuhan-pelabuhan yang ada di sekitar Tanjung Priok.
"Jadi, kalau ada pelabuhan-pelabuhan seperti di Banten yang bisa menampung Tanjung Priok ini akan kita manfaatkan. Jadi mereka yang urus perusahaan-perusahaan di Banten, jadi nggak usah ke Tanjung Priok semua," katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokk Widodo mengingatkan kepada para menteri dalam kabinetnya segera menyelesaikan masalah masa waktu tunggu muat-bongkar barang atau dwelling time.
Pasalnya, dalam reshuffel jilid pertama pencopotan para menteri lantaran terkait permasalan dwelling time. Jokowi pun mengingatkan agar kejadian ini tidak terulang kembali.
"Saya tunggu. Jika enam bulan tidak bergerak sama sekali, ada menteri yang akan saya copot," kata Jokowi saat meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing, Jakarta.