Suara.com - Nama Chris Kanter sudah tak asing di kalangan pelaku dunia usaha. Ia bisa dibilang merupakan salah satu pengusaha papan atas nasional. Chris menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang dibentuk di masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan diketuai oleh Chairul Tanjung, konglomerat nasional sekaligus pemilik Grup CT Corp.
Tapi tahukah anda jika jalan hidup Chris sebagai pengusaha merupakan buah dari "kecelakaan?". Karena sejatinya, Chris memang bukan secara sengaja mempersiapkan dirinya sejak muda untuk menjadi seorang pengusaha.
"Cita-cita saya dulu waktu kecil mau jadi tentara. Cuma akhirnya tidak jadi karena tidak diizinkan oleh ibu saya. Bisa dibilang saya jadi pengusaha ini karena '"kecelakaan". Karena jadi tentara tidak bisa, jadi pegawai negeri tidak bisa, akhirnya jadilah saya pengusaha," kata Chris saat diwawancarai oleh Suara.com di Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Chris memulai usaha sejak tahun 1974. Menurutnya, dimasa itu menjadi seorang pengusaha kebanyakan dadakan. Barulah saat ia aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), usaha memperkuat entrpreneurship di Indonesia mulai serius dilakukan. Terbukti kini banyak pengusaha muda yang lahir by design dengan basic pendidikan yang menunjang terkait keuangan, manajemen dan lain sebagainya. "Karena negara maju itu, pilar utamanya bukan pemerintah, melainkan dunia usaha," ujar Chris.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Investasi, Perhubungan, Informatika, dan Telekomunikasi tersebut mengakui awal karirnya sebagai pengusaha kerap jatuh bangun. Namun ia tak patah arang. Tahun demi tahun, ia mendirikan dan membangun Sigma Sembada Group, grup konglomerasi yang bergerak di bidang perhubungan dan informatika. Sigma bergerak di sektor logistik (usaha jasa distribusi penyaluran barang), pendidikan, hingga eksplorasi minyak bumi. "Salah satu perusahaan itu sudah saya bentuk dari 1977. Kemudian berbagai anak usaha saya saya satukan dalam 1 holding setelah 1998," tambah Chris.
Chris kini juga menjabat sebagai Komisaris di PT Indosat Tbk, selain sebagaai Presiden Direktur Sigma Sembada Group.
Chris memutuskan untuk menjadi pengusaha agar tidak bergantung atau terikat dengan orang lain. Pasca lulus menjadi sarjana, Chris mengaku pernah bekerja sebagai supplier dan kontraktor.
Chris tidak mengenyam bangku pendidikan sampai S2 atau S3 seperti kebanyakan pengusaha atau pejabat sukses lainnya. Menurutnya, kunci sukses menjadi seorang pengusaha adalah kemauan yang keras, inovasi dan kreativitas yang tinggi.
Ia mengakui menjadi pengusaha di Indonesia tidak gampang. Selain perizinan yang panjang, pengusaha juga kerap harus menghadapi kondisi tidak sehat dalam praktik di insitutsi pemerintahan seperti praktik KKN. "Belum lagi kondisi infrastruktur Indonesia yang buruk membuat biaya logistik di Indonesia mahal," tutup Chris.
Pria kelahiran Manado, 25 April 1952 ini tercatat pernah menjadi Ketua Umum Gabungan Forwarders dan Ekspedisi (Gafeksi). Selain itu, Lulusan Teknik Mesin Trisakti itu adalah pemilik PT Unggul Cipta Trans sekaligus Komisaris Indosat, Presdir Sigma Sembada Group dan Vice President FIATA International.