Suara.com - Pengembang perumahan yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Riau menargetkan untuk pengembangan bisnis perumahan subsidi dibangun 6.500 unit pada tahun 2016 meski mengalami penurunan tahun lalu.
"Tahun lalu kami targetkan 6.500 unit namun yang tercapai hanya 3.000 unit lebih. Tahun ini tetap kami targetkan 6.500 unit," kata Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Riau Sujono di Pekanbaru, Jumat (11/3/2016).
Dia mengatakan pada tahun 2015 terjadi penurunan pemasukan karena hampir seluruh penjualan juga menurun. Hal itu disebabkan beberapa faktor seperti daya beli menurun karena kondisi ekonomi yang juga melemah.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pengembang sektor perumahan ini juga kait mengait dengan perusahaan lain. Contohnya perusahaan kayu, martil, paku dan perusahaan lainnya yang ada mengalami peningkatan harga per komoditinya.
Untuk itu dia mengharapkan pada pemerintah agar paket-paket perizinan dipermudah. Diantaranya izin lokasi, izin mendirikan bangunan, izin perubahan penggunaan tanah, dan izin-izin lainnya. Selain itu juga dari aspek perpajakan seringkali bertabrakan karena menurutnya program rumah bersubsidi ini sepenuhnya didukung.
Meski demikian, dia yakin pengembangan perumahan ini akan terus menjadi bisnis properti menjanjikan. Karena bisnis ini dilakukan dengan konsep yang terus berjalan menuntut kreatifitas dan ide segar yang baru menempati prioritas utama.
"Program yang akan dilakukan untuk meningkatkan penjualan di tahun 2016 belum bisa dijelaskan secara detail. Nanti disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi," ungkapnya.
Terkait telah diterbitkannya penurunan suku bunga acuan (BI rate) oleh Bank Indonesia sebesar 25 bps di tengah perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah, dikatakannya sejauh ini belum ada dampaknya terhadap pengembangan bisnis perumahan. (Antara)