Mata Uang Asia Melemah Pada Dolar AS, Kurs Rupiah Ikut Melemah

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 08 Maret 2016 | 10:46 WIB
Mata Uang Asia Melemah Pada Dolar AS, Kurs Rupiah Ikut Melemah
Mata uang Rupiah di salah satu gerai money changer di Jakarta. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa pagi (8/3/2016) bergerak melemah sebesar 39 poin menjadi Rp13.123 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.084 per dolar AS.

"Faktor teknikal menahan laju mata uang rupiah terhadap dolar AS, kondisi itu dinilai wajar karena rupiah telah mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (8/3/2016).

Di sisi lain, lanjut dia, mayoritas nilai tukar di kawasan Asia yang juga mengalami koreksi terhadap dolar AS sehingga berdampak pada laju mata uang domestik.

Kendati demikian, menurut dia, ruang mata uang rupiah untuk kembali bergerak di area positif masih cukup terbuka mengingat data ekonomi mengenai cadangan devisa yang dirilis cukup positif.

Bank Indonesia mencatat jumlah cadangan devisa Februari 2016 mencapai 104,5 miliar dolar AS atau naik 2,34 persen dibanding posisi Januari 2016 sebesar 102,1 miliar dolar AS.

Di sisi lain, meredanya potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat juga masih menahan laju dolar AS lebih tinggi terhadap rupiah.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa potensi mata uang rupiah untuk melanjutkan penguatannya cukup terbuka seiring dengan terus membaiknya prospek harga komoditas ke depan.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (8/3) pagi ini, berada di level 37,46 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 40,25 dolar AS per barel.

Ia menambahkan bahwa ruang penguatan rupiah juga masih cukup terbuka jika prospek pertumbuhan domestik bisa terjaga dan Bank Indonesia tetap dalam rencananya untuk menyediakan likuiditas rupiah. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI