Penguatan Kurs Rupiah Masih Dihantui Kebijakan The Fed

Senin, 07 Maret 2016 | 13:55 WIB
Penguatan Kurs Rupiah Masih Dihantui Kebijakan The Fed
Gedung Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kondisi nilai tukar rupiah saat ini sudah menunjukkan nilai fundamentalnya. Namun, penguatan rupiah ini masih akan terus dibayang-bayangi oleh kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed atas suku bunga acuannya.

"Tapi ya tidak berarti dengan catatan tergantung Amerika, apakah The Fed menaikkan bunga acuannya atau nggak. Kalau begitu ceritanya beda lagi nanti. Harusnya kan dia naikkan, tapi nggak kan, jadi The Fed masih akan berpengaruh," kata Darmin saat ditemui di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).

Kendati demikian, meski ada kenaikan suku bunga acuan, pemerintah akan terus melakukan pemantauan agar pergerakan rupiah tidak bergeser terlalu dalam. Menurutny, jika rupiah telalu lemah atau terlalu kuat justru akan membuat perekonomian di Indonesia menjadi tidak stabil.

"Kita ingin rupiah sesuai fundamentalnya. Ada yang bilang fundamental Rupiah Rp12.500 per dolar AS,  Rp 12.700 per dolar AS, atau kurang dari itu. Tergantung keseimbangannya di tahun berapa. Kita ingin Rupiah terlalu lemah juga tidak bagus, terlalu kuat juga tidak bagus," katanya.

Ia mengatakan, salah satu cara yang akan ditempuh pemerintah agar nilai tukar rupiah ini stabil adalah, pemerintah akan melakukan kombinasi kebijakan dengan Bank Indonesia untuk menahan rupiah agar tak terlalu menguat.

"Caranya itu harus dikombinasi dengan BI, enggak bisa pemerintah sendiri karena instrumen pertama BI dengan kebijakan tingkat bunga. Pemerintah juga bisa dengan memengaruhi tingkat bunga SUN agar didorong ke bawah, nanti juga ada pengaruhnya," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI