Suara.com - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menginginkan demokrasi yang ditempuh di Indonesia sesuai dengan budaya bangsa dan jangan mengikuti demokrasi yang sifatnya "menang-menangan" karena dicemaskan dapat meningkatkan ketimpangan perekonomian di tengah masyarakat.
"Demokrasi kita menang-menangan," kata Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (7/3/2016).
Menurut dia, iklim demokrasi yang ada sekarang di Tanah Air mirip dengan demokrasi yang ada di Barat padahal kedaulatan sekarang di tangan rakyat sehingga dalam pemilu, suara rakyat yang menentukan.
Ketua Umum DPP PAN tersebut mengingatkan dengan kondisi yang masih "tidak normal" dengan masih banyaknya kemiskinan dan pendidikan yang belum maksimal maka iklim demokrasi seperti ini dinilai akan menguntungkan kaum elite.
"Demokrasi sekarang mahal, siapa yang dalam pemilu tanpa sponsor dan tanpa modal akan sulit menang, yang maju dalam pemilu tanpa modal tak akan bisa menjadi pemimpin," katanya.
Demokrasi seperti itu, ujar Zulkifli Hasan, yang dinilai bakal menciptakan kesenjangan sosial dan kemiskinan lebih besar lagi di berbagai daerah.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan September 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,51 juta orang (11,13 persen), berkurang sebesar 0,08 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 yang sebesar 28,59 juta orang (11,22 persen)
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2015 tercatat sebesar 73,07 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2015 yaitu sebesar 73,23 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. (Antara)