Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Ease Of Doing Business yang diukur setiap tahun oleh World Bank masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Oleh sebab itu, pemerintah akan mengejar ranking tersebut untuk mempercepat perbaikan ekonomi.
"Walaupun kita melakukan perbaikan, tapi kita semakin jauh semakin tertinggal. Ini yang menarik, perbaikan terjadi, tapi negara lain perbaikannya lebih cepat. Makanya kita harus dorong agar indeks kemudahan investasi kita naik sehingga perbaikan ekonomi kita berjalan dengan cepat," kata Darmin saat ditemui seminar Peran Peradilan Dalam Meningkatkan Kemudahan Berusaha di Indonesia di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).
Dalam laporan Doing Business 2016 yang baru dikeluarkan Bank Dunia pada bulan Januari 2016, Indonesia menempati urutan 109 dari 189 negara. Darmin mengatakan, posisi Indonesia kalah dari Vietnam yang berada di ranking 78, Thailand yang ada di posisi 40-an, Malaysia di ranking 18, dan Singapura di peringkat paling atas.
"Peringkat ini sangat mempengaruhi masuknya investasi ke dalam negeri. Kalau melihat rangkinya masih rendah saya yakin investor yang tadinya berminat menyimpan dananya di dalam negeri pasti kalau melihat rangkinya akan berpaling," ungkapnya.
Oleh sebab itu, lanjut Darmin, agar para investor masuk ke Indonesia dan menggerakkan roda perekonomian di dalam negeri, pemerintah akan terus memperbaiki regulasi yang berkaitan dengan kemudahan berinvestasi. Sehingga Investor kembali mempercayakan dana mereka diinvestasikan ke dalam negeri.
"Diharapkan roda ekonomi dapat bergerak lebih cepat apabila investor tak menghadapi banyak kendala dalam berusaha, mulai dari mengurus perizinan saat akan mulai berusaha, mendapatkan kredit hingga perlindungan terhadap investor minoritas," kata Darmin.