Suara.com - Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa akan merusak Inggris, Eropa, dan ekonomi global. Pernyataan ini dikeluarkan Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble dalam sebuah wawancara dengan BBC.
"Kita akan alami tahun-tahun negosiasi yang paling sulit, dan sulit juga bagi Uni Eropa. Dan bertahun-tahun ke depan kita akan menghadapi ketidakpastian yang membawa racun bagi ekonomi Inggris, Benua Eropa, dan juga ekonomi dunia," ujar Schaeuble.
Menjawab pertanyaan terkait dengan Turki, ia menegaskan pemerintah Jerman sangat meragukan apakah negara itu patut bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Perundingan membutuhkan waktu yang lama, dan hal ini bukan menjadi hal "yang genting untuk sekarang".
Sebagaimana diketahui, rakyat Inggris akan menentukan apakah akan tetap berada di dalam atau keluar dari Uni Eropa melalui referendum tanggal 23 Juni 2015 mendatang.
Perdana Menteri Inggris David Cameron sendiri akan berkampanye untuk Inggris agar tetap berada dalam Uni Eropa yang direformasi. David menggambarkan referendum nanti sebagai salah satu keputusan terbesar dalam sejarah Inggris.
Para menteri segera terbelah dalam dua kubu: tetap di atau keluar dari Uni Eropa.
Penetapan tanggal referendum diumumkan setelah renegosiasi tentang hubungan Inggris dengan Eropa diselesaikan pada Jumat (19/2/2016) malam menyusul perdebatan yang intens pada pertemuan puncak dua hari di Brussels.
Perjanjian tersebut, yang akan langsung berlaku jika hasil referendum adalah memilih tetap berada di uni Eropa, antara lain perubahan terkait dana kesejahteraan migran, perlindungan sistem keuangan Inggris dan kemudahan Inggris untuk memblok ketetapan Uni Eropa yang tidak disetujui.
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif menyatakan niat untuk mendukung Perdana Menteri. Partai Buruh, Liberal Demokrat, SNP dan Plaid Cymru juga mendukung pilihan tetap bergabung di uni Eropa.
Tetapi banyak anggota Partai Konservatif menyatakan untuk mendukung kampanye keluar dari Uni Eropa, termasuk sekutu lama Cameron, Menteri Kehakiman Michael Gove.
Jajak pendapat terbaru, menunjukkan rakyat Inggris akan terbelah dalam jumlah yang cukup seimbang. (Antara)