Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menguat sebesar 72 poin menjadi Rp13.160 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.232 per dolar AS.
"Laju nilai tukar rupiah masih mempertahankan tren kenaikannya terhadap dolar AS dengan terus bergerak positif untuk melanjutkan penguatannya," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pergerakan mata uang rupiah masih didukung dari beberapa faktor kondisi makroekonomi Indonesia yang dinilai mengalami tren membaik sehingga mendorong porsi dana asing di Surat Utang Negara (SUN) domestik cenderung meningkat.
Sentimen eksternal mengenai harga minyak mentah dunia yang berada dalam tren penguatan, kata dia, menambah sentimen positif bagi nilai tukar rupiah. Diharapkan sentimen itu terjaga.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude, Jumat (4/3) pagi, berada di level 34,74 dolar AS per barel, naik 0,49 persen. Sementara itu, minyak mentah jenis brent crude di posisi 37,09 dolar AS per barel, naik 0,05 persen.
"Dengan asumsi aliran dana asing masih terjadi dan harga minyak yang juga masih berpeluang melanjutkan pergerakan positifnya maka potensi rupiah akan berada di area positif," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS berpotensi mengalami penurunan terhadap mayoritas mata uang utama dunia pasca data pekerjaan di sektor jasa Amerika Serikat menunjukkan penurunan. Kondisi itu memicu kekhawatiran atas data resmi ketenagakerjaan AS yang sedianya aka dirilis akhir pekan ini (Jumat, 4/3) waktu setempat.
Ia memaparkan bahwa Institute for Supply Management (ISM) melaporkan indeks pekerjaan turun menjadi 49,7 pada bulan Februari dari 52,1 pada bulan sebelumnya, yang menandai penurunan pertama dalam pekerjaan sektor jasa sejak Februari 2014. (Antara)