Harga Minyak Naik karena Rusia Dukung Pembekuan Produksi

Tomi Tresnady Suara.Com
Rabu, 02 Maret 2016 | 07:15 WIB
Harga Minyak Naik karena Rusia Dukung Pembekuan Produksi
Rig pengeboran minyak mentah di laut lepas [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia naik pada Selasa (1/3/2016) waktu Amerika atau Rabu pagi WIB, didorong peningkatan optimisme atas pembekuan produksi untuk menopang pasar, setelah Rusia mengatakan kelompok produsen minyak dalam negeri mendukung proposal tersebut.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 65 sen (1,9 persen) menjadi berakhir di 34,40 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Mei, patokan Eropa untuk minyak, naik 24 sen (0,7 persen) menjadi menetap di 36,81 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Pasar terus didorong oleh ekspektasi kita akan melihat pengetatan fundamental pasokan dan permintaan," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

McGillian menunjuk bahwa harga Brent naik sekitar 40 persen sejak Januari, ketika mereka menyentuh level terendah sejak 2003.

Pasar, di bawah tekanan berkelanjutan dari pasokan berlimpah, terangkat di paruh kedua Februari ketika tokoh OPEC Arab Saudi dan non anggota OPEC Rusia setuju untuk membekukan produksi pada tingkat Januari, jika produsen besar lainnya mengikuti.

Tapi kekecewaan bahwa tidak ada pemotongan produksi dan skeptisisme bahwa pembekuan tersebut bisa disepakati, telah memberikan kontribusi terhadap volatilitas pasar baru-baru ini.

"Hari ini Rusia mengulangi pemikiran mereka akan memiliki perjanjian membekukan produksi yang mereka jadwalkan untuk disetujui pada Maret," kata McGillian.

Membuka sebuah pertemuan dengan para kepala kelompok minyak, ia mengatakan Menteri Energi Alexander Novak telah memimpin diskusi tentang kesepakatan antara negara-negara produsen.

Dia mengatakan ide itu untuk "menentukan tingkat produksi Rusia 2016 pada tingkat Januari," yang merupakan rekor pasca-Soviet di rata-rata 10,8 juta barel per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI