Kementan dan Perhutani akan Kembangkan Hutan Sapi

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 01 Maret 2016 | 15:49 WIB
Kementan dan Perhutani akan Kembangkan Hutan Sapi
Bongkar muat ratusan sapi lokal asal Kupang kedalam truk yang baru saja tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (9/2). Antara
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian ajak PT Perhutani untuk bersama-sama mengembangkan hutan sapi sehingga mampu mengembangbiakan hewan tersebut yang pada akhirnya bisa memberi manfaat masyarakat.

"Pola kerja sama ini akan kita lakukan. Tadi saya sudah hubungi direksi Perhutani dan secara lisan menyanggupi kerja sama," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada pers di Baturaden, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2016).

Saat meninjau Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah dan Hijauan Pakan, Kementerian Pertanian, Amran mengatakan ide tersebut muncul ketika sudah ada sapi ternak yang dikembangbiakan di perkebunan sawit, sehingga sapi bisa makan bongkahan pohon sawit yang selesai dipanen.

Demikian pula ketika sapi dikembangbiakan di hutan milik PT Perhutani, sapi yang akan didatangkan oleh Kementerian Pertanian bisa makan tanaman yang ada di hutan.

Dikatakan Mentan, sudah ada kesepakatan awal secara lisan jika PT Perhutani akan menyiapkan 10 ribu hektare hutan untuk pengembangbiakan sapi di Baturaden.

"Bisa saja hal seperti itu dilakukan di wilayah lain. Kita lihat saja perkembangannya nanti," katanya.

Mentan mengaku ide itu muncul setelah dirinya kecewa dengan kondisi Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah dan Hijauan Pakan yang selama 70 tahun berdiri, namun tak banyak mengalami kemajuan yang berarti.

"Saya sedih dengan keberadaan balai tersebut karena tak mampu mengembangbiakan sapi lokal dengan baik," katanya.

Dikatakan, sejak berdiri 70 tahun yang lalu sampai kini, Balai tersebut tak mampu memberikan andil bagi sektor peternakan karena berbagai kendala, seperti sarana dan prasarana yang sudah tua dan tak ada modernisasi, hingga lahan yang tak mencukupi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI