GWM Turun, Panin Bank Dapat Tambahan Likuiditas Rp500 Miliar
Dengan penurunan GWM oleh BI, perbankan di Indonesia akan peroleh tambahan dana likuiditas.
Beberapa waktu lalau, Bank Indonesia telah memutuskan untik menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen. Dengan adanya penurunan GWM tersebut, perbankan di Indonesia akan memperoleh tambahan dana likuiditas yang dapat digunakan untuk penyaluran pembayaran.
Seperti yang dirasakan oleh PT Bank Panin Indonesia (Tbk) mengaku telah mendapatkan tambahan dana likuiditas sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun sampai saat ini sejak penurunan GWM pada pertengahan Febuari 2016.
"Kalo tambahan likuiditasnya itu sekitar Rp500 sampai Rp1 triliun," kata Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (1/3/2016).
Menurutnya, penurunan GWM ini dinilai cukup efektif menambah likuiditas di perbankan, sehingga bisa mendorong ekspansi penyaluran kredit lebih tinggi.
Baca Juga: PDBS dan Muhammadiyah Perkuat Kerja Sama Produk dan Layanan Perbankan Syariah
"Ya ini sangat membantu ya untuk Panin dan cukup efektif untuk menambah likuiditas perbankan," ungkapnya.
Kendati ada penurunan GWM pihaknya belum mau melakukan revisi target penyaluran kredit di tahun ini. Mengingat kondisi perekonomian di Indonesia masih mengalami perlambatan.
"Kita kan juga melihat kondisi perekonomian. Kita masih tetap konservatif, kita kan bukan bank yang ingin growth sangat tinggi tapi nggak realistis. Jadi memang harus jalan dengan penuh ke hati-hatian," katanya.
Mengacu laporan keuangan Panin Bank, kondisi likuiditas Panin Bank sendiri di akhir 2015 menunjukkan pengetatan dibanding tahun 2014. Ini tercermin dari tingkat loan to deposit ratio (LDR) yang menunjukkan peningkatan dari 90,51 persen di akhir 2014 menjadi 94,22 persen di akhir 2015. Besaran LDR tersebut juga melebihi ketentuan batas maksimum LDR yang diperkenankan oleh BI sebesar 92 persen.