Mentan Tuduh Pedagang Perantara Permainkan Harga Beras

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 29 Februari 2016 | 18:11 WIB
Mentan Tuduh Pedagang Perantara Permainkan Harga Beras
Suasana para pedagang beras di Pasar Beras Cipinang, Jakarta, Jumat (20/2). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuding ada pihak yang memainkan harga beras dengan tujuan ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya tetapi tidak dengan cara yang benar, namun justru merugikan masyarakat.

"Para pihak tersebut adalah pedagang perantara atau 'middle men' yang selalu mencari kesempatan menyimpan dan melepas beras ke pasar di saat situasi perberasan sedang sulit," kata Mentan Amran kepada pers, di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/2/2016).

Pendapat tersebut disampaikan usai melakukan panen raya padi serentak di tujuh provinsi. Tujuh provinsi itu adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

Hadir dalam acara itu KASAD Jenderal TNI Mulyono serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menurut Mentan, para pedagang perantara tersebut tak memiliki niat baik dalam upaya menstabilkan harga beras karena hanya mau melepas di saat harga kebutuhan pokok itu mengalami kenaikan.

"Tapi di saat harga beras stabil dalam posisi tak terlalu tinggi, mereka justru melepas ke pasar," katanya.

Amran mempertanyakan niat baik mereka dalam menjaga kebutuhan beras serta harga dalam posisi tak terlalu tinggi.

"Mereka itu hanya mau ambil keuntungan saja di saat masyarakat membeli beras dengan harga tinggi," katanya.

Kondisi yang terjadi saat ini diindikasikan adanya pemasukan beras secara besar-besaran di sentra pasar beras.

Hal ini mengakibatkan stok beras di pasar melimpah. Harga beras minggu pertama Februari Rp13.344 per kilogram dan di minggu kedua turun menjadi Rp7.500-Rp10.000 per kilogram.

"Ini anomali yang tak pernah terjadi dalam lima sampai 10 tahun. Ini juga menunjukkan kalau produksi beras nasional meningkat," kata Amran.

Mentan menegaskan, dirinya tidak akan menyerah menghadapi para "middle men" dan mafia pangan yang selama ini justru merusak tatanan pertanian.

Saat ini, katanya, para mafia dan "middle men" alami kerugian mengingat Indonesia alami panen raya yang justru biasanya alami paceklik.

"Kita ubah pola tanam sehingga tak ada lahan tidur, karena begitu panen selesai dimulai lagi musim tanam. Ini mengakibatkan produksi padi akan berlanjut terus sehingga tak ada kelangkaan beras," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI