Suara.com - Pengelolaan bisnis properti yang saat ini mulai menunjukkan kembali bergairah pada awal tahun 2016 juga perlu dilengkapi dengan asuransi kerugian yang memiliki peranan penting bagi pelaku usaha di berbagai bidang, tak terkecuali bisnis properti.
"Asuransi kerugian merupakan usaha atau cara memberikan jasa dalam hal menanggung resiko atas kerugian, manfaat, kehilangan pada pihak ketiga yang mengalami peristiwa atau kejadian yang belum pasti di masa mendatang," kata Manajer Ritel GMT Commercial (perusahaan manajemen properti) Agnes Juwita dalam siaran pers di Jakarta, Senin (29/2/2016).
Menurut dia, pentingnya asuransi di sektor properti adalah langkah yang bersifat antisipasi terhadap ketidakpastian serta menjadi salah satu pertahanan terakhir di bisnis properti.
Ia berpendapat, pemahaman tentang asuransi kerugian sangat bermanfaat secara praktis bagi pelaku bisnis properti baik untuk pemilik, kontraktor maupun pengelola.
Dengan pemahaman yang cukup, lanjutnya, dapat pula menjadi acuan untuk memilih perusahaan jasa asuransi kerugian yang kompeten.
Sebagaimana diwartakan, kenaikan jumlah penjualan perumahan di sejumlah wilayah di Tanah Air merupakan sinyal positif pada awal 2016 bagi kebangkitan sektor properti khususnya untuk pasar perumahan di berbagai daerah.
"Riset yang dilakukan Indonesia Property Watch memperlihatkan nilai penjualan triwulan IV/2015 di Bodetabek-Banten menunjukkan kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar 16,6 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.
Dia mengakui bahwa pertumbuhan tersebut belum dapat dipastikan sebagai pola yang berlanjut, namun paling tidak merupakan sinyal positif untuk pasar perumahan.
Apalagi, dia mengingatkan bahwa secara tahunan angka penjualan untuk triwulan IV/2015 itu masih lebih rendah 10,87 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Selain itu, ujar dia, prediksi yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch dengan analisis terhadap wilayah yang cukup berpotensi di wilayah Bekasi, terbukti naiknya tingkat penjualan di wilayah ini cukup signifikan mencapai 72,01 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Sedangkan untuk wilayah di sekitar Jakarta lainnya seperti Bogor mencatat pertumbuhan 15,44 persen, lanjutnya, sedangkan Tangerang turun 8,52 persen. "Bekasi, Bogor, Depok diperkirakan akan memberikan kontribusi positif di tengah kenaikan harga yang sudah tinggi di wilayah Jakarta dan Tangerang," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa proyek transportasi massal publik seperti MRT dan LRT dinilai bakal membuat wilayah-wilayah tersebut memiliki nilai tambah. (Antara)