Suara.com - United Overseas Bank Limited (UOB) memodali 30 perusahaan rintisan (start up) bidang teknologi keuangan atau "financial technologi"/Fintech dengan total modal materi dan nonmateri senilai satu juta dolar AS.
Program ini bersifat regional dan ketiga puluh perusahaan tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan UOB dan The FinLab, perusahaan patungan antara UOB dengan Infocomm Investments Pte Ltd (IIPL).
"Kami ingin menemukan ide-ide kreatif dan hebat dari berbagai latar belakang dan membantu kami menciptakan pengalaman nasabah yang lebih relevan dan menarik. Melalui program ini kami mau membantu perusahaan 'start-up' menjadi pemimpin dalam inovasi FinTech," kata Head of Group Channels and Digitalisation UOB Janet Young dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis malam (25/2/2016).
Janet melanjutkan, program tersebut bersifat regional dan The FinLab sendiri sedang mengadakan "roadshow" ke Bangkok, Hongkong, Jakarta dan Singapura.
Jika tertarik, pengusaha dan perusahaan-perusahaan "start-up" dapat mendaftar melalui laman www.TheFinLab.com. Pendaftaran ini akan ditutup pada 18 Maret 2016.
Program ini mulai diluncurkan di Singapura dan terbagi dalam tiga tahapan selama kurun waktu dua tahun.
Awalnya kompetisi ini dijalankan di kuartal kedua 2016, di mana tahap pertama akan dimulai di bulan Mei 2016 dan memilih 10 perusahaan rintisan.
Kalau terpilih, 30 perusahaan "start-up" akan menjalankan program akselarasi 100 hari yang diselenggarakan The FinLab, yang memberikan dana sebesar 30.000 dolar AS bagi setiap perusahaan sebagai modal awal dengan imbal balik kepemilikan saham sebesar enam persen.
Masing-masing perusahaan pun akan menerima bantuan senilai 400.000 dolar AS dalam bentuk perangkat lunak ("software") dan bantuan setara 7.000 dolar AS dalam bentuk penyediaan kantor sebagai ruang kerja.
Totalnya, masing-masing perusahaan akan menerima hingga 440.000 dolar AS baik dalam bentuk uang dan manfaat lainnya. Program ini akan mulai diluncurkan di Singapura dalam tiga tahapan selama kurun waktu dua tahun.
"Program ini diharapkan dapat memperkecil jarak antara industri perbankan dan para pengusaha bisnis 'start-up'," tutur Managing Director The FinLab Felix Tan.
Adapun setiap "start-up" disarankan untuk membangun produk yang telah melakukan studi kelayakan sebagai solusi keuangan dalam hal pembayaran, manajemen kekayaan , manajemen layanan pelanggan, analisa data, solusi mobilitas dan masuk dalam kategori perbankan sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM). (Antara)