Simulasi Kredit Pemilikan Rumah dengan Gaji Rp4 Juta

Angelina Donna Suara.Com
Rabu, 24 Februari 2016 | 11:17 WIB
Simulasi Kredit Pemilikan Rumah dengan Gaji Rp4 Juta
Ilustrasi (dollarphotoclub/duitpintar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama 3 tahun terakhir, Rohman berhasil menabung sebesar Rp 40 juta demi bisa membeli rumah seharga Rp 200 juta. Rohman memutuskan untuk mengambil rumah di daerah Bekasi Timur, karena kebetulan sedang ada program KPR murah di sana.

Rohman paham, nggak hanya harus menyiapkan uang muka, namun ada hal-hal lain yang harus ditaati sebelum mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Tentu saja tiap bank memiliki persyaratan berbeda mengenai KPR. Hal-hal tersebut antara lain:

  1. Biaya tanda jadi
  2. Biaya Administrasi
  3. Biaya appraisal
  4. Biaya provisi
  5. Biaya notaris
  6. Asuransi

Setelah menyiapkan persyaratan lainnya, Rohman memutuskan untuk mengajukan KPR ke bank ABC yang kebetulan menyediakan promo DP minimal 10 persen.

 Berikut simulasi kredit pemilikan rumah oleh Rohman:

Dengan tabungan sebesar Rp40 juta, Rohman akan menggunakan Rp 20 juta sebagai uang muka rumah seharga Rp200 juta tadi. Sementara sisa Rp20 juta lainnya akan digunakan untuk membayar biaya-biaya lain di atas.

 Utang pokok Rohman adalah:

Harga rumah = Rp200 juta

DP = Rp20 juta

Utang pokok = Rp 200 juta - Rp 20 juta = Rp 180 juta (plafon kredit)

Bank memberi kebijakan pada cicilan 2 tahun pertama terkena bunga tetap 5 persen demi menarik minat. Semisal Rohman dengan tenor 15 tahun (180 bulan) dengan bunga flat 5 persen.

Cicilan 2 tahun pertama dengan bunga flat:

Cicilan pokok : Utang pokok/tenor = Rp 180 juta/180 bulan = Rp 1 juta

Bunga : Saldo pokok sebelumnya x 5%/12 bulan = Rp 180 juta x 5%/12 bulan = Rp 750.000

Jumlah cicilan = cicilan pokok + bunga = Rp 1.750.000

Total uang yang Rohman keluarkan selama 2 tahun pertama dengan bunga flat 5% adalah:

Rp 1.750.000 x 24 bulan = Rp 42 juta.

Ini artinya sisa utang pokok Rohman = Rp 180 juta - Rp 42 juta = Rp 138 juta

Cicilan Rohman setelah 2 tahun dengan bunga floating:

Utang pokok = Rp 138 juta

Cicilan pokok = Rp 1 juta

Bunga = (Rp 138 juta x 10%) / 12 bulan = Rp 1.150.000

Jumlah cicilan pertama setelah 2 tahun = cicilan pokok + bunga = Rp 2.150.000

 Rohman nggak perlu khawatir, karena jumlah cicilan akan berkurang dari bulan ke bulan. Kok bisa? Karena, bunga akan dihitung dari saldo pokok - cicilan sebelumnya (bunga efektif).

Bunga efektif = {(saldo pokok - cicilan sebelumnya) x 10% / 12 bulan

= {(Rp138 juta - Rp2.150.000) x 10%} / 12 bulan = Rp 1.132.083

Jumlah cicilan kedua setelah 2 tahun = cicilan pokok + bunga = Rp2.132.083

Karena KPR yang diambil Rohman menerapkan bunga floating setelah 2 tahun, besar bunga bisa berubah. Bisa saja naik dari 10% ke 12% di bulan mendatang atau turun ke 9% dan seterusnya.

Dengan simulasi perhitungan di atas, Rohman harus mengalokasikan tidak kurang dari Rp2,2 juta dari penghasilannya setiap bulan selama 15 tahun hingga KPR lunas.

 Dengan memutuskan mengambil KPR, ada beberapa hal yang harus Rohman lakukan:

  1. Menurunkan intensitas hobinya touring bersama komunitas motornya yang biasa dilakukan setiap weekend.
  2. Mengurangi pengeluaran makan di luar dan lebih banyak memasak sendiri agar lebih hemat.
  3. Menghentikan pengeluaran yang sebenarnya bukan kebutuhan seperti rokok, belanja pakaian dan aksesoris motor.

Yang pasti, saat sudah berkomitmen mengambil kredit terlebih kredit jangka panjang harus disiplin dan berhemat. Jangan sampai berhutang untuk menutupi tagihan. Bahaya bro!

Baca juga artikel Duitpintar lainnya:

Artikel Sebelumnya: Rizal, Bergaji Rp 3-5 juta, Ingin Kredit Rumah

Pahami Jenis-Jenis Bunga Kredit Bank

Cara Menambah Duit dari Rokok. Iya, Serius, Rokok!

Published by

REKOMENDASI

TERKINI