Harga Minyak Merosot Lagi di Perdagangan Asia

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 23 Februari 2016 | 15:41 WIB
Harga Minyak Merosot Lagi di Perdagangan Asia
Ilustrasi harga minyak [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak merosot kembali di perdagangan Asia pada Selasa (23/2/2016), setelah membukukan kenaikan kuat sehari sebelumnya, karena para pedagang tetap meragukan bahwa pembicaraan tentang pembekuan produksi di antara produsen minyak mentah besar akan menghasilkan kesepakatan.

Minyak mentah AS naik kembali di atas 30 per barel dan patokan Eropa Brent naik jauh di atas 34 dolar AS pada Senin (22/2/2016), di tengah harapan bahwa diskusi akan mendorong tindakan konkret untuk menstabilkan pasar yang "babak belur".

Tetapi pada Selasa sekitar pukul 06.00 GMT, patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, kontrak baru, turun 73 sen atau 2,19 persen menjadi diperdagangkan pada 32,66 dolar AS per barel. Brent untuk pengiriman April turun 67 sen atau 1,93 persen menjadi 34,02 dolar AS per barel.

"Kenaikan kemarin bisa terjadi terutama OPEC mencoba untuk menguatkan pasar dengan berpikir bahwa akan ada tindakan datang antara OPEC dan produsen non-OPEC," analis Phillip Futures Daniel Ang mengatakan kepada AFP, mengacu pada pembicaraan tentang kemungkinan pembekuan produksi.

"Tapi tanpa aksi nyata, saya tetap percaya bahwa harga tidak akan bergerak naik dan ini tercermin dalam penurunan harga." Muhammadu Buhari, Presiden Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika, memulai kunjungan selama seminggu ke Teluk pada Senin berupaya keras untuk mengurangi kejatuhan harga.

Perjalanannya dimulai di anggota utama OPEC Arab Saudi, di mana ia bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz dan pejabat-pejabat senior Saudi. Arab Saudi adalah produsen terbesar dalam 13 negara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak.

Anggota OPEC miskin seperti Nigeria dan Ekuador telah berteriak-teriak untuk memotong produksi dalam upaya menstabilkan harga, yang telah jatuh ke dekat terendah 13 tahun pada bulan ini.

Tetapi anggota OPEC kaya yang dipimpin oleh negara-negara Teluk telah menolak untuk mengalah, lebih memilih untuk berjuang untuk pangsa pasar mereka terhadap saingannya seperti AS.

Para analis mengatakan, pedagang juga akan memantau data pesanan berkaitan barang-barang tahan lama AS untuk Januari pada Kamis dan angka PDB AS kuartal keempat pada Jumat, pengukur terbaru dari kesehatan ekonomi Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia.

Departemen energi AS pada Rabu akan merilis data persediaan minyak mentah komersialnya untuk pekan yang berakhir 19 Februari, sebuah indeks yang diawasi ketat untuk mengukur permintaan di ekonomi terbesar dunia itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI