IFC, anggota dari Grup World Bank, bersama dengan Australia ANZ Banking Group Ltd (ANZ), kemarin, Senin (22/2/2016) mengumumkan pemberian fasilitas pembiayaan sindikasi kepada PT. Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebesar 150 juta dolar AS. Fasilitas pembiayaan ini ditujukan untuk meningkatkan akses finansial pada pendanaan infrastruktur yang akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi dan lebih jauh turut menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia.
IIF, perusahaan swasta di bawah Kementerian Keuangan fokus pada pembiayaan pembangunan bidang infrastruktur, didirikan pada tahun 2010 sebagai bagian dari strategi pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga multirateral untukmenjembatani modal komersil yang dibutuhkan untuk mendanai sektor infrastruktur di Indonesia. Pembiayaan investasi yang telah dilakukan IIF diantaranya untuk proyek jalan tol, pelabuhan laut dan udara, menara telekomunikasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit listrik berbahan bakar gas, serta energi baru dan terbarukan. Total komitmen yang dijalankan oleh IIF hingga saat ini telah mencapai kurang lebih 400 juta dolar AS dan diperkirakan akan meningkat hingga 700 juta dolar AS di akhir tahun 2016.
Sukatmo Padmosukarso, Presiden Direktur IIF mengatakan bahwa pemberian fasilitas ini merupakan salah satu wujud kepercayaan pasar terhadap IIF bahwa sampai dengan saat ini, IIF telah menunjukkan kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan dana yang didapat untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur di Indonesia. "Ini sebagaimana fungsi dari IIF yaitu sebagai katalisator pembangunan infrastruktur di Indonesia”, kata Sukatmo dalam pernyataan resmi, Senin (22/2/2016).
Sukatmo menambahkan fasilitas ini juga dimaksudkan untuk menyesuaikan profile sumber dana pinjaman IIF jangka waktu 3-5 tahun dengan pinjaman IIF kepada klien. "Sehingga lebih mencerminkan profile asset tenor jangka pendek IIF,” ujar Sukatmo.
Fasilitas pinjaman sindikasi ini meliputi pembiayaan sebesar 15 juta dolar AS dari IFC dan 135 juta dolar AS darisindikasi yang dipimpin ANZ.
“Pembiayaan yang diberikan oleh IFC untuk IIF melengkapi kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan IFC untuk proyek infrastruktur di Indonesia dan mempertegas strategi IFC dalam mendukung rancangan pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan pertumbuhan hijau di wilayah Asia Pasifik Timur,” Ungkap Sarvesh Suri, Manajer Perwakilan IFC Indonesia.
Adanya ketidakseimbangan investasi di bidang infrastrukur telah memperlambat pembangunan ekonomi di Indonesia. Saat ini investasi di bidang infrastruktur hanya berada di angka 3 persen dari keseluruhan produk domestik bruto, masih jauh di bawah India 7.5 persen dan Cina 10 persen. Di tahun 2012, 30 persen masyarakat Indonesia tidak memiliki akses terhadap aliran listrik – salah satu standar penetrasi persediaan listrik paling rendah di wilayah Asia Tenggara – dan hampir sebagian populasi di Indonesia tidak memiliki akses terhadap air bersih.
“Pemberian fasilitas pembiayaan ini merupakan komitmen kami dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. ANZ bangga dapat mendukung perekonomian Indonesia melalui kerja sama yang dilakukan dengan IFC dan juga IIF yang merupakan perusahaan pembiayaan infrastruktur di bawah Kementerian Keuangan,” kata Sonny Samuel, Direktur Treasuri ANZ Indonesia.
IFC sendiri adalah anggota kelompok Bank Dunia. IFC merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta di lebih dari 100 negara, dengan fokus menggunakan modal, keahlian untuk mengurangi kemiskinan dan mendukung kesejahteraan bersama. Hingga akhir tahun 2015, investasi yang dimiliki IFC mencapai angka paling tinggi di 43 milyar dolar AS, untuk memperluas kekuatan dari sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja dan mengatasi tantangan pembangunan dunia yang paling mendesak