Pasar Tradisional Makin Terjepit oleh Keberadaan Ritel Modern

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 20 Februari 2016 | 14:56 WIB
Pasar Tradisional Makin Terjepit oleh Keberadaan Ritel Modern
Carrefour. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) Hasan Basri mengkhawatirkan keberadaan pasar tradisional saat ini. Menjamurnya berbagai ritel modern bahkan hingga pelosok daerah membuat keberadaan pasar tradisional semakin terjepit. 

"Kita melihat perlindungan pemerintah terhadap pedagang pasar tradisional saat ini minim sekali," kata Hasan dalam wawancara dengan Suara.com, di Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Hasan mengkhawatirkan dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ancaman terhadap keberadaan pedagang pasar tradisional akan semakin besar. Seharusnya sebelum ini diberlakukan, pemerintah sudah membangun sistem yang melindungi dan memperkuat para pedagang pasar tradisional yang nota bene adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menegah.

"Justru kami melihat pemerintah tidak melihat para pedagang pasar tradisional sebagai pelaku ekonomi yang penting," ujar Hasan.

Hasan mengakui, terutama di Jakarta, revitalisasi pasar tradisional sudah banyak dilakukan. Namun meski secara fisik bangunan pasar tradisional sudah lebih bagus, tidak ada pembinaan secara jangka panjang terhadap para pedagang pasar. "Akibatnya kemunculan banyak ritel modern kini menggerus dengan dasyat perolehan usaha para pedagang pasar tradisional," jelas Hasan.

Dalam 15 tahun terakhir, perkembangan ritel modern seperti Giant, Careffour, Superindo, Indomaret, Alfamart, Ceriamart begitu luar biasa di Indonesia. Bahkan kehadiran toko-toko ritel modern tak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar di Indonesia, namun juga sudah merambah hingga pelosok daerah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI