Suara.com - Ekonom JP Morgan Chase Singapore Sin Beng Ong memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,75 persen.
"Kami prediksi akan ada pemangkasan BI rate 25 bps pada RDG 17 Maret mendatang, selama kondisi pasar mendukung," ujar Ong dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 dan 18 Februari 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 7 persen, dengan suku bunga "Deposit Facility" menjadi sebesar 5 persen dan Lending Facility menjadi sebesar 7,5 persen.
BI juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah sebesar 1 persen, dari 7,5 persen ke level 6,5 persen, berlaku efektif sejak 16 Maret 2016.
BI mengklaim keputusan tersebut sejalan dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter yang semakin terbuka dengan semakin terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya penurunan tekanan inflasi di 2016, serta meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Kebijakan penurunan BI Rate dan GWM Primer dalam Rupiah tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.
Inflasi domestik yang rendah dan perkiraan kenaikan Fed Fund Rate yang kemungkinan belum akan terjadi dalam waktu dekat, juga menjadi peluang BI untuk menurunkan suku bunga pada bulan depan.
"Setelah menurunkan BI rate Maret nanti, kami juga perkirakan BI akan menahan BI rate pada level tersebut (6,75 persen)," kata Ong. (Antara)