Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi (18/2/2016) bergerak menguat sebesar 40 poin menjadi Rp13.467 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.507 per dolar AS.
"Faktor positif dari dalam negeri yang masih terjaga di tengah harapan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 25 basis poin menjaga laju mata uang rupiah terhadap dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Rangga Cipta menambahkan bahwa sedianya Bank Indonesia akan mengumumkan hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG), salah satu kebijakan yang dinanti pasar yakni kebijakan tingkat suku bunga acuan.
Di sisi lain, lanjut dia, angka realisasi APBN per 5 Februari 2016 yang tidak terlalu mengecewakan menambah sentimen bagi mata uang domestik untuk berada di area positif, diharapkan data itu dapat mendorong prospek pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 ini.
Rangga mengemukakan bahwa pemerintah mengumumkan realisasi belanja negara telah mencapai Rp164,9 triliun atau sekitar delapan persen dari target sementara penerimaan negara mencapai Rp94,9 triliun atau sekitar 5,2 persen dari target APBN 2016,' paparnya.
"Sentimen domestik itu membuka ruang penguatan bagi mata uang rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Sementara itu, analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa naiknya harga minyak menambah sentimen positif bagi mata uang komoditas, salah satunya rupiah.
"Naiknya harga minyak seiring dengan berkembangnya optimisme pasar akan dipangkasnya produksi minyak oleh sejumlah negara eksportir minyak dunia," kata Lukman Leong.
Harga minyak mentah dunia jenis WTI crude terpantau naik sebesar 1,60 persen menjadi 31,15 dolar AS per barel dan Brent crude naik 0,99 persen menjadi 34,84 dolar AS per barel. (Antara)