Suara.com - Harga minyak dunia naik pada Rabu (Kamis pagi WIB 18/2/2016), terangkat oleh berita bahwa Iran memasuki pembicaraan dengan produsen besar lainnya untuk mengatasi harga rendah, meskipun menolak memberikan komitmen untuk setiap pembatasan produksi.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 1,62 dolar AS menjadi berakhir pada 30,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, naik 2,32 dolar AS menjadi menetap pada 34,50 dolar AS per barel di perdagangan London.
Minyak mendapat dukungan setelah Menteri Perminyakan Iran bertemu dengan perwakilan produsen utama lainnya sehari setelah Arab Saudi, Rusia, Venezuela dan Qatar mengatakan mereka siap untuk menahan produksi pada tingkat Januari, tetapi hanya jika produsen utama lain mengikutinya.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh menyambut langkah Saudi-Rusia, tapi mengindikasikan itu sendiri tidak cukup untuk menyelesaikan masalah harga rendah bagi para produsen.
Dia juga menolak Iran berkomitem untuk setiap pembatasan produksi.
"Ini adalah langkah pertama, tetapi kita membutuhkan yang lain-lainnya. Kami berharap untuk memulai kerja sama antara OPEC dan negara-negara non-OPEC," katanya, menurut kementerian perminyakan.
"Kami mendukung setiap tindakan yang dapat menstabilkan pasar dan meningkatkan harga." Analis Citi Futures Tim Evans memperingatkan reli harga minyak pada Rabu bisa berlangsung singkat.
"Tanpa komitmen dari Iran untuk menahan produksi pada tingkat saat ini, benar-benar tidak ada perubahan dalam perkiraan produksi mendatang yang akan memberikan dukungan mendasar bagi harga," kata Evans.
TapiJohn Kilduff dari Again Capital mengatakan pembicaraan bisa menjadi signifikan.
"Pasar menghadiahi OPEC untuk datang bersama-sama di sini," kata Kilduff.
"Kenyataan mereka mampu menggelar pertemuan sederhana membuka jalan untuk kesepakatan yang berpotensi lebih baik di masa mendatang." (Antara)