Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, sepanjang 2015 wilayah Sumatera dan Kalimantan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang paling rendah dibanding wilayah lainnya.
Ia mengungkapkan, sepanjang 2015, dua wilayah tersebut mengalami perlambatan sekitar 1,43 persen.
"Kalau dibandingkan wilayah lainnya, dua wilayah itu yang paling rendah pertumbuhannya . Kalau di Jawa, itu pertumbuhannya sangat baik di level 4,5 persen," kata Bambang saat menghadiri rapat dengan Badan Anggaran di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2016).
Ia menjelaskan, perlambatan tersebut lantaran harga komoditas global yang menurun cukup signifikan yang berdampak kepada dua wilayah tersebut.
"Dua wilayah ini kan sangat mengandalkan komoditas untuk mendongkrak pertumbuhan. Jadi ketika harga komoditas global jatuh dampaknya akan langsung dirasakan," katanya.
Melihat kondisi tersebut, Bambang mengaku sudah mengatur beberapa strategi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di dua wilayah tersebu, salah satunya adalah menggeser ketergantungan pada komoditas.
"Stimulus fiskal ini juga harus dijaga selama satu tahun. Lalu ketergantungan komoditas juga harus dialihkan ke sektor lain agar perputarannya lebih meluas," katanya.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 4,79 persen. Pulau Jawa masih mendominasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi kita secara spasial masih disumbang Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 58,9 persen dan Sumatera 22,1 persen. Selain itu, untuk Kalimantan sebesar 8,15 persen, Sulawesi 5,92 persen, dan 5,43 persen pulau lainnya.